bontangpost.id – Legislator mendesak Pemkot Bontang agar segera merampungkan penyusunan masterplan penanganan banjir. Wakil Ketua DPRD Agus Haris mengatakan, kajian banjir yang disusun Pemkot Bontang paling lambat sudah selesai di bulan ini. Tujuannya agar itu dapat tertuang dalam kebijakan umum APBD serta prioritas dan plafon anggaran sementara (KUA-PPAS) tahun 2023.
Mengingat KUA-PPAS mulai dibahas pekan ketiga Juli hingga Agustus, tahun ini. “Jadi itu harus sudah rinci apa saja bentuk kegiatannya dengan pengalokasian anggaran berapa,” kata wakil rakyat yang akrab disapa AH itu.
Sementara itu, pembahasan Perda APBD dijadwalkan Oktober hingga November. Permasalahannya skema penganggaran kali ini berbeda dengan sebelumnya. Jika dulu ketika pembahasan Perda APBD masih bisa memasukkan program yang tidak tertuang di KUA-PPAS.
“Sekarang di SIPD (Sistem Informasi Pembangunan Daerah, Red) itu tidak bisa lagi. Kalau dulu memang masih longgar,” ucapnya.
Politikus Partai Gerindra itu mengingatkan jangan sampai ketika pembasahan KUA-PPAS, tetapi penyusunan masterplan belum rampung. Akibatnya bila itu terjadi maka penganggaran tidak optimal. Padahal, pemkot memiliki niat untuk mulai mengurai banjir tahun depan. Sesuai dengan RPJMD yang telah disusun.
“Kalaupun dimasukkan tetapi hasil masterplan tidak sesuai rekomendasi itu mubazir,” tutur dia.
Sebelumnya pemkot memang mengajukan penyusunan masterplan di pergeseran anggaran tahun lalu. Tetapi belum direstui wakil rakyat kala itu. Sebab, dipandang dengan durasi singkat hasilnya dikhawatirkan tidak maksimal. Setelah itu, program ini kembali dianggarkan di APBD 2022.
Proses lelang dibuka pada Februari lalu. PT Globetek Glory Konsultan menjadi pemenang tender dengan harga penawaran Rp 1,3 miliar. Perusahaan asal Manado tersebut mengalahkan 45 perusahaan lain yang mengikuti lelang.
Sejatinya masterplan penanganan banjir sudah dimiliki pada 2004 lalu. Tetapi perlu ada kajian ulang. Sebab, kajian awal hanya menyangkut DAS Bontang. Belum termasuk DAS Guntung. Selain itu, tipografi DAS, area permukiman, dan curah hujan sudah berbeda saat ini. (ak/ind/k8)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: