bontangpost.id – Calon jemaah haji berusia lanjut akan diprioritaskan berangkat pada musim haji 2023. Pemerintah dan DPR sepakat memprioritaskan calon jemaah haji (CJH) lansia yang tidak dapat menunaikan ibadah haji tahun ini. Akibat kebijakan pemerintah Arab Saudi yang membatasi usia calon jemaah haji maksimal adalah 65 tahun.
Kebijakan ini disampaikan Ketua Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto dalam rapat kerja Komisi VIII DPR RI dengan Menteri Agama, Kamis (2/6). Dia menuturkan, masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui kebijakan pembatasan usia maksimal 65 tahun bagi calon jemaah haji ini berasal dari pemerintah Arab Saudi.
“Bukan maunya DPR dan Kementerian Agama, tapi murni peraturan dari Arab Saudi. Dan insyaallah tahun depan tidak ada pembatasan umur, maka DPR dan pemerintah sepakat prioritaskan (calon jemaah haji) lanjut usia. Artinya masih banyak yang misinformasi. Oleh karena itu sosialisasi perlu ditingkatkan,” pesan dia.
Untuk diketahui, Kaltim mendapat kuota calon jemaah haji Kaltim 1.174 orang. Calon jemaah haji terbanyak berasal dari Samarinda berjumlah 260 orang, Kutai Kartanegara 241 orang, dan Balikpapan 239 orang. Selanjutnya adalah calon jamaah haji asal Paser sebanyak 112 orang, Kutai Timur 81 orang, disusul Berau 68 orang, lalu Bontang 67 orang, dan Penajam Paser Utara 60 orang. Terakhir adalah calon jamaah haji asal Kutai Barat sebanyak 41 orang serta Mahakam Ulu 5 orang.
Seluruh calon jemaah haji asal Kaltim yang berjumlah 1.174 ini akan didampingi satu pembimbing dan 6 dari Tim Pemandu Haji Daerah (TPHD). Sehingga jumlah calon jemaah haji beserta pendampingnya asal Kaltim sebanyak 1.181 orang.
Sementara itu, berdasarkan Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kemenag Kaltim, ada 169 orang dari 10 kabupaten/kota di Kaltim yang tidak bisa berangkat karena berusia lebih dari 65 tahun terhitung pada 30 Juni 2022.
Dikutip dari laman resmi Kemenag Kaltim, Embarkasi Balikpapan akan memberangkatkan delapan kloter dengan total jemaah 2.607 mulai 28 Juni 2022. Staf Ahli Menteri Agama Bidang Manajemen Komunikasi dan Informasi AM Adiyarto Sumardjono yang didampingi Kepala UPT Asrama Haji Embarkasi Balikpapan Mukhtar saat meninjau kesiapan Embarkasi Balikpapan bulan lalu menyampaikan, salah satu yang menjadi perhatian adalah kebijakan terkait metode penyajian makanan.
Sesuai hasil pertemuan dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Balikpapan saat melakukan pemeriksaan dapur umum, diperoleh informasi bahwa makanan mulai sarapan hingga makan malam akan disajikan dalam boks.
“Agar makanan yang dikemas dalam boks disiapkan di ruang makan. Dan jemaah diminta untuk makan di ruang makan, dengan memberikan batas waktu serta menerapkan pengaturan pembatasan jumlah orang. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga makanan tetap dalam keadaan segar, menjaga protokol kesehatan, memastikan jemaah makan tepat waktu, serta sebagai upaya agar kebersihan asrama tetap terjaga,” katanya.
Dalam kunjungannya, Adiyarto meninjau setiap bangunan dan fasilitas penunjang mulai asrama, gedung aula, gudang koper, poliklinik, dapur umum, ruang makan, gedung Siskohat, gedung asrama petugas, gedung penyimpanan air zamzam, water treatment plant, lapangan parkir, generator set (genset), mobil operasional, area penukaran uang (valuta asing), area manasik haji, dan Masjid Al Mabrur.
“Secara keseluruhan setelah melihat langsung dan berdialog dengan para pengelola, saya yakin Asrama Haji Balikpapan mampu dan siap menerima pemberangkatan dan pemulangan jemaah haji tahun ini”, terang dia.
Pada kesempatan itu, Adiyarto juga meminta agar kepala UPT Asrama Haji Embarkasi Balikpapan menyelesaikan renovasi gedung penyimpanan air zamzam, memperbaiki plafon yang rusak, menyelesaikan pengecatan bagian luar beberapa gedung, serta memasang denah lokasi di pintu masuk utama.
Namun, yang tak kalah pentingnya adalah pada musim haji tahun ini, panitia yang bertugas di Embarkasi Balikpapan menyiapkan aplikasi officer on duty 24 jam. Aplikasi ini berupa layanan chatbot dan live agent untuk menjawab berbagai pertanyaan dan melayani kebutuhan jemaah haji selama 24 jam saat berada di asrama.
“Hal ini akan memberi kemudahan bagi jemaah untuk mendapatkan informasi yang diperlukan setiap saat. Yang penting jangan sampai tidak ada yang memonitor,” tutupnya. (kip/dwi/k16)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post