bontangpost.id – Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-42 Kaltim bakal dihelat di Bontang pada Juni 2021. Gelaran ini tak ubahnya angin segar di tengah terpuruknya bisnis perhotelan sejak pandemi Covid-19 melanda.
Ketua Badan Pimpinan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bontang Rustam HS menjelaskan, bisnis perhotelan merupakan salah satu sektor yang mengalami dampak signifikan akibat hadirnya pandemi Covid-19. Sejumlah pembatasan yang diterapkan pemerintah praktis membuat tingkat okupansi hotel terjun bebas.
Dia mengatakan, pelaku bisnis perhotelan sangat bersyukur dan menyambut baik pagelaran MTQ di Bontang. Kendati agenda itu tak berlangsung lama, hanya sekitar 2 pekan. Namun perhelatan ini praktis mendorong peningkatan okupansi hotel. Mengingat seluruh kontingen MTQ akan diinapkan di seluruh hotel di Bontang.
“Sangat bersyukur dan menyambut baik. Karena otomatis akan menambah tingkat okupansi,” kata Rustam ketika disambangi bontangpost.id di sekretariat dewan, Rabu (28/4/2021) siang.
Dia menerangkan, kendati gelaran ini bakal dihadiri nyaris seribu orang dari seluruh kabupaten/kota di Kaltim, tapi tak ada fiksi, atau gejolak terjadi. Anggota PHRI Bontang bahkan tak berencana memanfaatkan momentum ini untuk mematok harga. Padahal MTQ digelar jelang memasuki peak season atau hari libur nasional.
“Tidak ada rencana mau naikkan harga. Normal saja. Padahal ini mau masuk peak season,” ungkapnya.
Pria yang juga menjabat sebagai legislator ini bilang, total ada 15 hotel yang akan digunakan seluruh kontingen dan panitia MTQ. Yakni Hotel Bintang Sintuk, Grand Equator, Grand Mutiara, Hotel Akbar, Hotel Garuda, Hotel Surya Raya, Hotel Sanrego, Hotel Andhika, Hotel Borneo, Hotel Marina, Hotel Gembira, Grand Raodah, Hotel Raodah II, Hotel Tiara Surya, dan satu guest house.
“Kalau dari anggota tidak ada gejolak, tidak ada fiksi, ataupun rencana naikkan harga kamar,” ungkapnya.
Lebih jauh, dia mengaku belum tahu bagaimana detail kerjasama Pemkot Bontang dan pengelola hotel. Apakah harga bakal diratakan, atau disesuaikan dengan tarif di masing-masing hotel.
Yang juga belum diketahui pasti, pihak yang bakal membayar biaya hotel. Lantaran sekarang pandemi, dia mendengar kabar bila hotel ditanggung kontingen masing-masing, sementara Pemkot Bontang hanya sebagai fasilitator.
“Tapi mau dipastikan lagi ini. Besok (Kamis) rencana ada rapat di Dispopar dengan PHRI. Jadi di sana bakal diperjelas semua,” ungkapnya.
Tapi menurutnya, sebagai tuan rumah yang baik mestinya seluruh kebutuhan kontingen dibiayai Pemkot Bontang. Ini merupakan agenda rutin, yang digelar secara bergiliran. Nanti ketika Bontang yang bertindak sebagai tamu, bakal diperlakukan baik pula oleh tuan rumah.
“Itu menurut saya. Sebagai tuan rumah yang baik mestinya kita yang tanggung. Tapi tidak tahu bagaimana nanti, karena sekarang kan pandemi,” tandasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post