BONTANG – Janji pemerintah untuk menurunkan tarif batas atas (TBA) tiket pesawat tak kunjung terealisasi. Bahkan, pemerintah menjanjikan menurunkan TBA hingga 15 persen agar harga tiket pesawat ikut turun. Hal ini berimbas kepada agen tiket pesawat di Kota Taman, terlebih menjelang musim mudik lebaran kali ini.
Pemilik PT Bontang Indah Wisata, Sulaiman mengatakan tak seperti tahun sebelumnya, harga tiket tahun lalu masih ada Rp 500 ribu. Pembelinya pun bisa mencapai ratusan orang di kantornya yang berada di Jalan Ahmad Yani ini. Namun saat ini, harga tiket pesawat terendah mencapai Rp 1,5 juta. Pelanggannya pun menurun hingga 50 persen. “Sekarang sekitar 50 orang yang beli,” ungkapnya.
Selain harga tiket, terjunnya minat masyarakat menggunakan pesawat ini akibat penghapusan bagasi gratis yang dilakukan oleh beberapa maskapai. Penerapan bagasi berbayar ini mulai Januari lalu. “Sudah tiket mahal, warga juga kena biaya bagasi,” ucapnya.
Turunnya daya beli itu, diakuinya berpengaruh besar terhadap pemasukan perusahaannya. Jika dipersentasikan, omzetnya anjlok hingga 50 persen. “Ratusan juta saja mas tahun ini, itu pun ngos-ngosan,” keluhnya.
Melonjaknya harga tiket burung besi ini, membuat masyarakat mengalihkan mode transportasinya ke kapal laut. Lantaran, harganya yang jauh di bawah harga tiket pesawat, serta ditambah lagi adanya mudik gratis yang dibiayai oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Kalau tiket pesawat itu kan jutaan, kalau 3 atau 4 orang yang berangkatkan lumayan duitnya. Sedangkan kapal cuma ratusan ribu saja. Ada saja itu yang nanyain harga kapal di sini, sekitar satu sampai dua orang tiap hari,” katanya.
Penurunan juga dirasakan Pemilik Maharani Travel, Putra. Pendapatan yang didapatnya kali ini berbeda dengan 2016 dan 2017. Jatuhnya mencapai 50 persen. Jika sebelumnya Rp 150 juta, dua tahun terakhir ini hanya mencapai 75 juta. “Tapi kalau penurunan daya beli tiket pesawat untuk lebaran ini sih sama saja, seperti tahun lalu,” ujarnya.
Tak kunjung turunnya harga tiket pesawat membuat warga mendesak mencopot Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi.
Dilansir dari Jawa Pos, di Twitter kini muncul tagar #PecatBudiKarya. Tagar tersebut merupakan puncak kekesalan warganet karena pemerintah dianggap membiarkan tingginya tarif tiket pesawat. Namun, desakan itu tampaknya diabaikan pemerintah. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan tidak begitu memedulikan tagar yang sedang ramai di Twitter tersebut. Dia menilai Budi sebagai menteri yang bagus.
Luhut membantah anggapan bahwa pemerintah membiarkan harga tiket pesawat melambung. Dia mengatakan, pemerintah bakal menurunkan tarif batas atas (TBA) penerbangan sebesar 15 persen. “Kemarin Garuda sudah yes (sepakat, Red). Rini (Menteri BUMN Rini Soemarno) juga,” kata Luhut di hadapan awak media, beberapa waktu lalu.
TBA dan tarif batas bawah (TBB) untuk tiap kelas dan rute tidak sama. Untuk kelas ekonomi dengan rute penerbangan Jakarta-Surabaya, misalnya, TBA-nya kini Rp 1.372.000 dan TBB Rp 480.000. Jika TBA diturunkan hanya 15 persen, berarti menjadi Rp 1.166.200. Jika maskapai mematok tarif sesuai TBA, hampir pasti tetap muncul protes warga yang terbiasa dengan tarif lama. Sebab, tarif sebelumnya dengan rute yang sama hanya Rp 500 ribu sampai Rp 700 ribu. Mengenai hal itu, Luhut mengatakan bahwa pemerintah masih perlu melihat tren demand dan situasi pasar.
Sementara itu, Menhub Budi Karya menyatakan, penentu tarif tiket pesawat terdiri atas beberapa komponen. Antara lain, 45 persen merupakan biaya bahan bakar, 35 persen adalah biaya leasing pesawat, dan sisanya adalah pengeluaran lain-lain. Ada juga 15 persen biaya sumber daya manusia (SDM). “Kalau dibilang biaya parkir di bandara mahal itu tidak. Dibanding negara lain malah lebih murah,” ungkapnya saat ditemui di gedung BPK kemarin.
Budi menambahkan, bisnis maskapai merupakan bisnis padat modal. Penghasilannya mengandalkan omzet. Terkait jumlah penumpang tahun ini yang lebih rendah, Budi membenarkan. Menurut dia, mungkin itu terjadi karena pengurangan penerbangan oleh Garuda Indonesia. Hal tersebut memengaruhi jumlah penumpang pesawat di tanah air. “Saya tidak cek lagi yang lain. Kalau Lion Air itu karena sepuluh pesawat Boeing 737 MAX 8-nya grounded,” bebernya.
Pria asli Palembang tersebut juga berjanji mengevaluasi TBA pesawat. Dia tengah berkonsultasi kepada stakeholder terkait seperti Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dan Ombudsman RI. “Senin nanti hasil konsultasi itu saya sampaikan kepada Menko Perekonomian,” ujar Budi. (zae)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post