SANGATTA – Pelayanan kesehatan BPJS Kutai Timur (Kutim) menangani kasus rawat inap dan rawat jalan. Sebanyak 80% penyakit dapat ditangani. Mulai dari infeksi kemih, penyakit paru basah, batuk, pilek, dan perawatan gigi. Beberapa jenis penyakit tersebut, menjadi klaim terbanyak di tahun 2017 lalu.
“Infeksi kemih menjadi kasus rawat inap terbanyak. Sedang batuk dan pilek menjadi klaim rawat jalan terbanyak,” ucap Nurlia Afyanti, Kepala BPJS kesehatan Kutim ditemui diruangannya, Jumat (26/1) kemarin.
Dirinya menjelaskan masih berkisar 20% warga belum menggunakan BPJS kesehatan. Hal tersebut dikarenakan masih banyaknya warga yang berfikir dirinya masih sehat. Sehingga tidak membutuhkan BPJS.
Untuk memudahkan akses warga menggunakan fasilitas kesehatan, BPJS melayani Dropbox atau pendaftaran di luar kantor. Seperti di RT, desa, kecamatan, atau di puskesmas. Hanya menyerahkan data diri dan dropbox tersebut yang akan mendaftarkan. Cara tersebut memudahkan warga untuk mendapat jaminan kesehatan dengan mudah.
“Cara ini efektif sekali. Selain memudahkan warga juga bisa mengurangi jumlah antrean. Jadi warga tidak harus repot lagi,” jelasnya.
Untuk memperluas cakupan kesehatan. Pihaknya masih menunggu jumlah penduduk terbaru dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil). Setelah mendapat data tersebut BPJS akan kembali menargetkan sasaran warga di tahun ini dan tahun selanjutnya.
“Masih belum dapat data terbaru dari Disdukcapil. Nanti jika sudah dapat data baru, kami akan membuat target lagi”, ucapnya.
Selain itu wanita berhijab tersebut memaparkan beberapa rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kutim. Seperti RSUD Kudungga,
RS SOHC, RS PKT Prima, RS Cahaya dan RS TNI/Polri. Juga beberapa praktek dokter, klinik, dan 21 puskesmas di Kutim.
“Kedepannya kita akan membuka kerjasama lagi dengan rumah sakit lainnya,” tutupnya. (*/la)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: