Diet rendah karbohidrat sedang naik daun beberapa waktu belakangan. Metode diet ini disebut mampu memberikan hasil yang optimal, khususnya dalam hal menurunkan berat badan.
Selama ini, diet rendah karbohidrat yang dipahami masyarakat adalah membatasi asupan karbohidrat menjadi hanya 60–130 gram per hari. Sebagai gantinya, pelaku metode diet tersebut mesti mengisi asupan makanan kaya akan kandungan protein serta lemak seperti daging, ikan, telur, dan lain-lain.
“Diet rendah atau non-karbohidrat memang cepat menurunkan berat badan. Sebab saat karbohidrat tidak tersedia, tubuh akan membakar lemak yang tersimpan sebagai energi,” kata dr. Dyah Novita Anggraini dari KlikDokter.
Kendati terbukti efektif, tak sedikit pelakunya yang merasa dikecewakan dengan metode diet rendah karbohidrat. Sebab, mereka tak kunjung mengalami penurunan berat badan seperti yang dijanjikan. Apakah Anda salah satu yang juga mengalami hal ini?
Jika jawabannya “ya”, maka kemungkinan terbesarnya adalah Anda telah melakukan kesalahan dalam melakukan diet rendah karbohidrat. Berikut beberapa kesalahan yang dimaksud:
1. Makan terlalu banyak protein
Protein memang dapat meningkatkan perasaan kenyang dan mengoptimalkan proses pembakaran lemak di dalam tubuh. Meski begitu, konsumsi protein tetap harus dibatasi. Anda pun mesti memilih jenis protein yang benar-benar menunjang proses penurunan berat badan.
Faktanya, konsumsi protein yang tepat mengacu pada penurunan berat badan serta peningkatan otot tubuh, khususnya bila diimbangi dengan olahraga secara rutin dan teratur.
2. Terlalu takut makan lemak
Manusia mendapatkan sebagian besar kalori dari karbohidrat. Saat tubuh tak lagi mendapat sumber energi tersebut akibat diet rendah karbohidrat, otomatis Anda harus menggantinya dengan zat gizi yang lain.
Itu artinya, jika tidak makan karbohidrat, Anda harus menambahkan pasokan lemak agar tidak kelaparan dan menyebabkan kekurangan gizi maupun energi. Anda tak perlu takut gemuk akibat mengonsumsi lemak. Asalkan tetap ingat bahwa Anda harus menghindari lemak trans dan memilih jenis sehat seperti lemak tak jenuh tunggal atau omega-3.
3. Tidak memenuhi asupan garam
Salah satu hal yang mesti Anda catat di balik diet rendah karbohidrat adalah penurunan kadar insulin. Pada diet rendah karbohidrat, kadar insulin Anda turun dan tubuh mulai mengeluarkan kelebihan natrium.
Itulah mengapa pelaku diet rendah karbohidrat sering merasa kembung. Tak heran, ada pula efek samping lainnya yang dapat dirasakan, seperti sakit kepala, merasa lelah, badan lemas, hingga sembelit.
Cara terbaik untuk menghindari masalah yang satu ini adalah menambahkan garam dalam makanan yang Anda konsumsi. Sebagai solusi, Anda juga bisa minum satu cangkir kaldu setiap hari.
Karbohidrat merupakan sumber energi utama yang berasal dari makanan dan sangat diperlukan oleh tubuh agar dapat menjalankan fungsinya dengan normal. Saat memutuskan untuk melakukan diet rendah karbohidrat, berarti Anda harus paham dengan konsekuensi yang harus diterima.
“Tidak ada larangan bagi Anda untuk diet. Namun yang perlu diperhatikan adalah agar Anda menjalani diet sehat yang seimbang dengan tidak menghilangkan salah satu unsur gizi penting seperti karbohidrat,” tutur dr. Vita.
Sebelum melakoni diet rendah karbohidrat, sebaiknya pikirkan kembali secara matang pilihan Anda tersebut. Jangan asal mulai, karena efek sampingnya bisa sangat berbahaya. Alih-alih menurunkan berat badan, metode diet yang salah justru bisa mengancam kesehatan Anda.(NB/RVS/klikdokter)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post