Gelombang panas di dunia sempat membuat Inggris mencapai suhu 37 derajat Celcius. Negara-negara lainnya juga menghadapi gelombang panas yang sama dan menyakitkan seperti di Skandinavia, Kanada, Siberia, Laut Kaspia dengan suhu tak jauh beda dari panasnya Inggris.
Seperti dilansir Express beberapa hari lalu, peta dari Institut Perubahan Iklim di Universitas Maine menunjukkan bagaimana hampir seluruh bagian planet Bumi berada dalam genggaman gelombang panas yang sangat besar.
Ahli Meteorologi Simon Lee mengatakan, Inggris hanyalah sebagian kecil dari negara yang terkena serangan gelombang panas. Tapi gelombang panas ini sering membawa sejumlah bahaya. Beberapa gelombang panas terbukti mematikan di beberapa bagian.
Di Oman, suhu paling dingin tercatat pada 42,6 derajat Celcius. Swedia telah dihantam oleh kebakaran hutan yang menyebar ke utara sejauh Lingkar Arktik akibat gelombang panas. Sedangkan di Yunani, setidaknya 80 orang tewas karena kebakaran hutan yang brutal mengoyak sebuah kota pantai dekat Athena.
Jepang telah mengumumkan bencana alam setelah puluhan orang tewas akibat serangan gelombang panas mematikan. Hingga saat ini warga Jepang masih bertahan menghadapi gelombang panas hingga Agustus mendatang.
Sesungguhnya gelombang panas tak hanya menyerang pada bulan Juli saja. Seperti laporan Mashable Asia, setidaknya tujuh negara menetapkan catatan suhu tinggi bulanan pada akhir Maret. Di Pakistan cuaca terpanasnya di Provinsi Sindh, mencapai 45,5 derajat Celcius. Ini mengalahkan rekor bulanan lama yakni 45 derajat Celcius, yang ditetapkan pada bulan Maret 1991.
Irak juga mengalami rekor panas pada akhir Maret, dengan suhu di Nasiriyah melonjak menjadi 43,8 derajat Celsius, pada 29 Maret. Ini mengalahkan rekor lama 42,4 derajat Celcius, pada 2010. Nasiriyah terletak di Irak Tenggara, ke barat laut Basra.
Qatar juga menetapkan rekor suhu bulanan pada 30 Maret, ketika suhu melonjak menjadi 40 derajat Celcius di Abu Samrah, sekitar 55 mil dari Doha. Ini mengalahkan rekor suhu tinggi bulanan yang lama 39 derajat Celsius, yang ditetapkan di Bandara Internasional dekat Doha, pada tahun 1998.
Cuaca panas ekstrim ini diperkirakan akan terjadi lebih sering pada tahun yang akan datang. Ini disebabkan dunia terus menghangat karena emisi gas rumah kaca dari kegiatan manusia dan dari pembakaran bahan bakar fosil. (ina/JPC/zul)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: