BONTANG – Program pembinaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Bontang, merupakan salah satu komitmen yang dilaksanakan Pupuk Kaltim secara berkesinambungan. Sejak bergulir 1989 lalu, pengembangan usaha masyarakat yang tergabung dalam mitra binaan Pupuk Kaltim pun menampakkan hasil dengan munculnya wirausaha baru pada berbagai sektor.
Pemberian modal usaha melalui Departemen CSR Pupuk Kaltim, juga ditujukan untuk mendorong peningkatan kesejahteraan dengan penciptaan serta pengembangan peluang usaha baru, hingga mampu mandiri dan memberikan manfaat lebih luas bagi masyarakat.
Hal itu dirasakan Nafsiah (49), pengusaha amplang khas Bontang dengan merek dagang AIKO. Dirinya menyebut perkembangan usaha yang ia rintis sejak 2011 lalu, merupakan wujud nyata kepedulian Pupuk Kaltim dalam pemberdayaan masyarakat agar lebih mandiri dan maju.
Awalnya hanya untuk memenuhi pesanan keluarga dan beberapa kolega, amplang AIKO kini berhasil merambah pasar Bontang, Samarinda, dan Balikpapan.
Dengan produksi mencapai 200 – 250 kilogram dalam satu bulan, Nafsiah mampu meraup omzet antara Rp 18 Juta hingga Rp 22 Juta, dengan satu kilogram dihargai Rp 90 Ribu.
Dari jumlah tersebut, usaha amplang menurut dia memiliki prospek menjanjikan. Apalagi permintaan yang terus mengalami kenaikan dalam beberapa tahun terakhir, khususnya menjelang Idulfitri dan libur panjang.
“Banyak yang tanya kok bisa cepat maju, apa resepnya. Saya jawab saja karena Pupuk Kaltim, karena memang begitu kenyataannya,” ujar dia, saat ditemui Rabu (19/9) siang di kediamannya, Jalan Kapal Selam 3 RT 14 Kelurahan Loktuan Bontang Utara.
Diceritakan Nafsiah, pembinaan Pupuk Kaltim diawali pengajuan pinjaman modal usaha periode pertama tahun 2012, atau setahun sejak ia menekuni usaha amplang. Itu pun karena dorongan tim CSR Pupuk Kaltim yang datang dan menawarkan pembinaan padanya.
Persyaratan bantuan modal usaha pun dinilai Nafsiah cukup mudah, dengan proses pengurusan yang relatif cepat. Bahkan ia turut dibantu tim CSR Pupuk Kaltim, hingga mendapat kucuran modal Rp 20 Juta di periode pertama.
“Saya sama sekali tidak mengalami kesulitan. Mulai ambil formulir, kelengkapan persyaratan hingga pengajuan. Setelah itu disurvei dan tidak sampai sebulan sudah cair,” terang dia.
Beberapa persyaratan yang ia ajukan saat itu di antaranya lokasi dan tempat usaha yang didukung bukti fisik berupa foto, laporan pembukuan rugi laba, jaminan sertifikat rumah, dilengkapi data diri.
“Namanya pengajuan modal usaha harus ada jaminan. Di mana-mana juga begitu. Persyaratan itu saya penuhi dan akhirnya cair. Tinggal bagaimana kita konsisten mengembangkan usaha,” tutur Nafsiah.
Sejak saat itu usaha amplang Nafsiah mulai menampakkan hasil siginifikan. Apalagi pembinaan Pupuk Kaltim tak hanya modal usaha dengan bunga rendah, namun juga alokasi bantuan hibah untuk perangkat dan fasilitas penunjang. Hingga pendampingan pemasaran serta promosi.
“Yang paling saya ingat, kami diikutkan expo di berbagai daerah dan promosi di media massa. Dan sejak itu mulai banyak yang kenal amplang Aiko,” lanjut dia.
Pertengahan 2015, ia kembali mengajukan pinjaman modal Rp 40 Juta, dengan persyaratan yang jauh lebih mudah serta proses pencairan yang juga lebih cepat. Dan pada 2018 kembali mendapat bantuan periode ketiga Rp 60 Juta, untuk pengembangan lini bisnis pada sektor perkebunan lada.
“Sejak suami pensiun, kami membuka kebun lada untuk pengembangan usaha. Hasil kebun itu yang saya inovasikan dengan varian amplang rasa lada hitam, dan peminatnya pun lumayan banyak,” kata dia.
Nafsiah juga mengembangkan hasil kebun menjadi produk lada kemasan, yang kini mulai diterima sejumlah swalayan di Bontang. Pengembangan pemasaran pun juga telah direncanakan, dengan menyasar sejumlah daerah di Kalimantan Timur.
Selain pengembangan sektor usaha, produk lada kemasan juga upaya baginya untuk lebih mandiri dan tidak terus bergantung dengan Pupuk Kaltim, di samping menciptakan lebih banyak peluang kerja bagi masyarakat. Mengingat ia telah memiliki beberapa reseller untuk produk amplang dan lada kemasan merek Aiko, meski masih terbatas.
“Kini tinggal manajemen usahanya. Itu yang masih saya pelajari karena belum begitu paham,” ucap dia.
Secara garis besar, Nafsiah mengakui banyak keuntungan yang ia dapat selama enam tahun dibina Pupuk Kaltim. Selain promosi yang sangat ia rasakan, berbagai pelatihan pun tak lepas dari pembinaan Pupuk Kaltim. Bekal keterampilan itu yang mendorongnya lebih maju dan berkembang dengan perluasan sektor usaha.
“Banyak pelatihan kami diundang. Seperti penjamah makanan higienis, tata boga, dan lainnya. Jadi kami diberi alternatif pengembangan usaha makanan pada jenis lain, biar enggak satu jenis usaha saja,” tutur Nafsiah.
Bantuan modal usaha bagi pelaku UKM menurut Superintendent Kemitraan dan Bina Lingkungan Departemen CSR Pupuk Kaltim Udiyanto, menjadi salah satu fokus perhatian perusahaan dalam pemberdayaan masyarakat. Dirinya menyebut Pupuk Kaltim akan mengakomodir pengajuan bantuan usaha dari calon mitra binaan, selama memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
Syarat pun terbilang mudah, dan tidak memberatkan calon mitra binaan. Di antaranya wajib memiliki usaha yang jelas, dibuktikan secara fisik dan dokumentasi berdasarkan survei tim CSR di lapangan. Selanjutnya status kepemilikan usaha jelas, serta jaminan atas nama pribadi.
“Setelah itu tinggal isi formulir pengajuan. Syarat jaminan diberikan agar mitra binaan lebih terdorong untuk pengembangan usaha, karena bantuan modal sifatnya dana bergulir yang dialokasikan kembali di periode selanjutnya,” papar Udiyanto.
Dengan bunga rendah 3 persen, juga dimaksudkan untuk mengakomodir pelaku usaha yang belum memenuhi syarat pinjaman ke perbankan. Agar tetap mampu mengembangkan usaha dengan baik, guna peningkatan ekonomi dan kesejahteraan.
“Kemudahan ini yang kami tawarkan sebagai wujud kepedulian perusahaan bagi usaha kecil dan menengah. Terutama usaha yang tidak memiliki modal, tapi punya semangat tinggi untuk tumbuh dan berkembang,” tutup Udiyanto. (nav/bbg/adv)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post