SANGATTA – Seorang anggota pencinta alam ‘Mata Angin’ bernama muhammad Ali Khusayri menghembuskan napas terakhir. Pria yang kerap disapa Khusayri tersebut tewas lantaran terjatuh dari dalam goa Walet, Gunung Sekerat perbatasan antara Kecamatan Kaliorang dan Bengalon, Rabu (2/5).
Warga Mampang Kecamatan Bengalon, itu terjatuh lantaran tali untuk memanjat terputus saat hendak mengambil sarang walet di dalam goa. Dari data yang dihimpun, ia terjatuh dari ketinggian 40 meter.
Dikatakan anggota Badan Penggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutim, Nico Septian, Khusayri saat berangkat ke dalam goa empat orang. Ia bersama keluarga. Tujuannya untuk membantu keluarga. Dari tempat tinggalnya ke dalam goa sekira dua jam perjalanan.
“Tetapi alhamdulillah, tadi malam dievakuasinya. Dievakuasi sama pihak keluarga 10 orang,” ujar Septian memberikan informasi kepada Sangatta Post, Kamis (3/5) kemarin.
Nico cukup menyesal lantaran tak dapat bergabung dalam misi penyelamatan. Pasalnya, dirinya baru mendapatkan kabar. Bahkan, dirinya menduga belum ada proses penyelamatan.
“Rencananya pagi (kemarin) kami akan berangkat ke sana (goa). Tetapi info terakhir, bahwa tadi malam sudah dievakuasi,” katanya.
Begitu dengan PMI Kutim. Pihaknya akan berangkat pagi kemarin. Komunikasi dengan Basarnas sudah dilakukan. Hanya saja, dirinya mendapatkan kabar jika korban sudah ditangani oleh keluarga.
“Sudah dievakuasi oleh keluarga korban pagi tadi teman-teman SAR akan bergeser ke TKP tapi info dari sana ( pak Kades ), korban suda ditemukan dan sementara dibawa kerumahnya,” kata Ketua Harian PMI, Wihelmus.
Sementara itu, Ketua Forum Peduli Karst Kutai Timur (FPPKT), Irwan menyatakan jika goa tersebut vertikal dan cukup dalam. Bahkan sangat menantang.
“Itu yang goa rencana FPKKT mau ekpedisi dulu. Goa-nya vertikal cukup dalam dan menantang. Waktu itu masih ada konflik sebenarnya terkait kepemilikan pengelola goa walet nya,” katanya.
Kapolres Kutim AKBP Teddy Ristiawan menuturkan, Ali merupakan warga Dusun Mampang RT.05 Desa Sekerat, dia berangkat ke gua gunung sekerat untuk mencari sarang walet. Ali bersama rombongan tiba di lokasi pada Pukul 09.00 Wita.
“Kami mendapatkan laporan dari anggota yang berada di lokasi bahwa sesampainya di Goa Sarang walet gunung Sekerat, kemudian korban bersama dengan Iskandar dan Arif turun kedalam gua dengan kedalaman sekitar sepuluh meter (10) dengan menggunakan tali tambang,” ujar Kapolres.
Lebih lanjut Kapolres kutim Menyampaikan, usai memanen, ketiganya akan keluar dari goa, kemudian Iskandar (45) naik ke atas lubang gua terlebih dahulu dengan menggunakan tali, namun sesaat sampai di atas kemudian korban (21) ikut menyusul.
“Akan tetapi, korban naik tanpa menggunakan tali dan pada waktu akan sampai di atas mulut Goa tangannya terlepas dari pegangan kemudian terjatuh ke bawah gua dan meninggal,” terangnya.
Setelah kejadian, tiga saudara korban turun menuju ke Desa Sekerat untuk meminta bantuan warga lainnya. Sekitar 10 orang ikut naik ke gunung untuk membantu melakukan evakuasi, namun hingga pukul 22.00 wita belum ada kabar.
“Setelah tim evakuasi bersama keluarga dan masyarakat sekitar terus melakukan pencarian akhirnya M.Ali ditemukan pukul 06.15 wita dan pukul 08.00 Wita, jenazah diantar ke rumah duka dusun Mampang Desa Sekerat,” pungkasnya.(dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: