Jatuh ke Laut, Bocah 2,5 Tahun Tewas Tenggelam

TEWAS TENGGELAM: Almarhum Bilqis saat hendak dikafani dan disalati di kediamannya Jalan Merah Delima RT 34 Kelurahan Berebas Tengah, Rabu (8/2) kemarin.(FAHMI FAJRI/BONTANG POST)

 

BONTANG – Bocah berusia 2,5 tahun tewas tenggelam di wilayah Jalan Merah Delima 1 RT 34 Kelurahan Berebas Pantai, Selasa (7/2) lalu sekira pukul 16.00 Wita. Korban atas nama Bilqis Khumairoh Ali terjatuh saat sedang bermain di belakang rumahnya.

Informasi yang dihimpun, tenggelamnya Bilqis memang baru diketahui sekira pukul 16.00 Wita. Sementara, pihak keluarga korban tidak mengetahui secara pasti kapan tepatnya gadis mungil itu terjatuh ke laut.

Keluarga korban, yang juga tetangga sebelah rumah korban, Mama Egi mengatakan, Selasa (7/2) sore lalu, korban yang tinggal bersama neneknya Rahmatiah sejak lahir, selalu bermain sendiri di belakang rumah. Sementara neneknya saat itu, sedang menonton di ruang tengah rumah.

“Korban itu bawa semua bonekanya  ke belakang, dia bermain di situ. Kebetulan di belakang memang ada jembatan penghubung ke rumah keluarga lainnya,” jelas Egi masih diselimuti suasana duka, Rabu (8/2) pagi kemarin.

Saat bermain, korban bulak balik melewati jembatan yang lebarnya hanya setengah meter. Kayu-kayu penghubungnya pun tak beraturan bentuknya. Ada juga yang sedikit menonjol ke atas karena menurut Mama Egi, jembatan itu dibuat sendiri untuk memudahkan ke rumah keluarga. “Soalnya kalau putar ke depan kejauhan. Jadi kami inisiatif buat jembatan, dan ini memang sudah lama,” ujar dia sambil menunjukkan lokasi terjatuhnya korban.

Namanya anak bawah lima tahunn (balita), kalau bermain pasti berlarian. Sama halnya dengan Bilqis, gadis polos itu belum memahami bahayanya bermain di jembatan yang bisa dibilang ‘kurang layak’ tersebut.

Rumah Egi, tepat di sebelah kanan rumah Bilqis. Jika rumah neneknya Bilqis disambungkan jembatan penghubung, berbeda halnya dengan rumah Mama Egi yang dibuat lebih tertutup. Hanya terdapat teras belakang dengan kursi kayunya.

Tepat saat Bilqis bermain berlarian di jembatan itu, ayah Mama Egi (kakeknya Egi) sedang berada di teras belakang rumahnya sambil merokok. “Tapi anehnya saat itu, bapak saya tidak menegur Bilqis yang bulak balik di atas jembatan, padahal biasanya diteriaki jangan main di sana, juga meneriaki orang rumah (nenek Bilqis, Red.) agar melarang Bilqis bermain di jembatan,” bebernya.

“Kemarin itu mau ngomong bapak saya, tapi susah. Kayak kekunci githu mulutnya, mungkin memang sudah ajalnya Bilqis,” kenang Mama Egi.

Saat Bilqis terjatuh pun, orang tuanya tak melihatnya. Namun, nenek Bilqis, Rahmatiah hendak berwudhu untuk menunaikan Salat Ashar. Dia tersadar, bahwa cucu keempatnya itu tak ada di rumahnya.

Pergilah dia mencari sampai membangunkan anak lelakinya, Sakril yang merupakan paman dari Bilqis. “Dibilanglah Sakril kalau Bilqis tenggelam sudah itu, Sakril pun langsung bangun dan tanpa pikir panjang langsung turun ke belakang rumahnya untuk mencari,” ujarnya.

Rumah berderet di sisi laut itu memang tidak dilengkapi dengan pagar rumah maupun pagar jembatan. Meskipun jalanannya sudah dicor, namun jembatan kayu yang dibuat sendiri tanpa disertai dengan pagar pengaman.

Mama Egi melanjutkan, saat Sakril berupaya mencari Bilqis, saat itu juga jenazah Bilqis sudah mengambang di atas air. “Air laut ketika Bilqis bermain memang sudah pasang, setinggi lutut orang dewasa, tetapi saat Bilqis muncul ke permukaan, air laut sudah setinggi perut orang dewasa,” terang dia.

Keluarga di belakang rumah Rahmatiah, yakni Nenek Isah memang sempat melihat sandal dari gadis lucu itu hanyut di laut. “Namun tidak dikira jika Bilqis-nya pun jatuh ke laut,” ujarnya.

Usai jenazah Bilqis dimandikan sekira pukul 09.00 Wita Rabu (7/2) kemarin, semua keluarga sudah berkumpul di rumah kayu tersebut. Saat hendak dikafani, semua berusaha ingin melihat wajah ayu Bilqis untuk terakhir kalinya.

Keluarga pun membedaki badan Bilqis sambil mengafani. Teduh di wajahnya yang polos nan cantik terlihat hanya seperti balita yang sedang tertidur pulas. Lantas, air mata menetes dari mata sebelah kiri gadis cantik tak berdosa itu. Keluarga dengan cepat menghapusnya dan kemudian membedakinya lagi.

Suara tangisan pecah dari mata para pelayat, baik itu keluarga, tetangga, kerabat, bahkan orang yang tak mengenal balita itupun ikut larut dalam suasana duka.

Banyak kata terucap ketika satu persatu kain kafan menutup tubuhnya. Dikepangnya rambut gadis itu lalu ditutupi penutup kepala. “Cantiknya dirimu nak, jadi bidadari surga kamu di sana,” ujar para pelayat seraya mendoakan. Ada juga yang berujar “Seperti tidur saja wajahnya, tenang sekali,” celetuk pelayat lainnya.

Ajal, memang tak bisa ditebak. Usai disalati, tangisan pelayat yang hadir kembali pecah ketika jenazah hendak dibawa ke pemakaman. Ibu korban, Syamsiah terisak dalam tangisnya. Matanya sembab, hidungnya memerah membuktikan raut wajah usai menangis.

Ketika dikonfirmasi, dirinya tak begitu tahu kejadiannya. “Saya tak tahu persis, karena sampai di sini (Bontang, Red.) jam 21.00 malam. Saya dikabari sekitar jam 16.30 Wita,” katanya sambil berjalan mengantar putrinya hingga ke tempat peristirahatan terakhirnya.

Tante korban, yang tinggal serumah dengan korban, Joha mengatakan, Bilqis anak yang baik. Dia tak pernah menyusahkan neneknya. Kalau bermain paling di dalam rumah. “Saya tentu merasa kehilangan karena sehari-hari dengan saya, saya yang ikut merawatnya,” ujarnya.

Sementara nenek korban, Rahmatiah tak bisa dimintai keterangan. Dirinya terlihat sangat terpukul kehilangan cucu yang sejak bayi dia rawat dengan penuh kasih sayang. Tangisan tak pernah terhenti dari matanya hingga dia mengantarkan jenazah cucunya ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Pisangan.

Atas kejadian itu, Bhabinkamtibmas Berebas Tengah Rudi Antoro mengimbau agar orang tua lebih berhati-hati ketika anak-anak bermain di areal laut. “Kami juga mengimbau sebaiknya jembatan diberi pagar untuk menjaga anak-anak agar tidak terjatuh ke laut,” pintanya.(mga)

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Exit mobile version