bontangpost.id – Beberapa hari jelang Lebaran, masyarakat mulai kesulitan membeli gas elpiji 3 kilogram.
“Saya sudah keliling cari gas dari kemarin. Semua toko dan pangkalan kosong. Selalu saja begini kalau mau Lebaran,” ucap Mia, salah seorang warga di Kecamatan Bontang Selatan itu.
Berdasarkan pantauan redaksi Bontang Post, sejumlah pangkalan di Bontang mengalami kekosongan stok. Sekali pengiriman, mereka menerima sekitar 50 tabung gas. Namun jelang Lebaran, dapat habis terjual hanya dalam hitungan jam.
Seperti Pangkalan Ahmad Rifai di Jalan KS Tubun. Salah seorang karyawan Ana mengatakan, dalam satu minggu, biasanya pangkalan tersebut menerima distribusi selama tiga kali dalam satu pekan.
“Ini terakhir (pengiriman) Sabtu malam kemarin. Ada lagi Selasa malam nanti,” katanya.
Saat pengiriman, masyarakat sudah banyak mengantre. Hal itu membuat stok tabung gas yang baru dipasok langsung ludes. “Sudah tahu jadwalnya. Jadi ramai kalau barang datang,” ujar dia.
Adapun Pangkalan Rosnawati di Tanjung Laut juga mengalami kekosongan. Pemilik pangkalan Rosnawati menyebut, ia menerima pengiriman gas melon sebanyak enam kali selama sepekan.
“Minggu memang libur, jadi hari ini stok kosong. Besok baru ada lagi, karena nanti malam ada pengiriman,” sebut dia.
Ia menuturkan, sebenarnya kebutuhan gas untuk warga sekitar tercukupi. Namun jelang Lebaran seperti saat ini, mulai banyak masyarakat dari wilayah lain yang mencari gas melon.
Jika pengiriman gas melon datang pada malam hari, maka siang keesokan harinya pasti sudah ludes terjual.
“Pembelian di pangkalan menggunakan KTP. Pembeli hanya bisa dapat satu tabung gas,” tuturnya.
Hal yang sama diungkapkan Naura, salah satu pemilik toko yang menjual gas melon di wilayah Berbas Pantai. Kelangkaan gas jelang Lebaran seakan menjadi fenomena tahunan. Di tokonya sendiri, sudah tidak ada pengiriman sekitar dua minggu.
“Memang saya bukan pangkalan. Tetapi biasanya seminggu sekali datangnya (gas melon),” ungkap dia.
Tidak jarang, ada yang berani membeli dengan harga Rp50.000 per tabung. Oleh karena itu, ia menyayangkan kelangkaan yang kerap terjadi.
“Pernah ada yang tawar harga segitu (Rp50.000). Tapi stoknya saja enggak ada, mau bagaimana,” pungkasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: