Provinsi Kalimantan Timur sepanjang tahun 2018 melakukan impor komoditas migas dan nomigas dari negara-negara penghasil dengan nilai 4,54 miliar dolar AS, setara dengan Rp62,9 triliun jika rata-rata tiap dolar AS sama dengan Rp13.800.
“Impor sebesar itu mengalami kenaikan sebesar 41,19 persen jika dibandingkan dengan impor selama tahun 2017 yang tercatat 3,22 miliar dolar,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim Atqo Mardiyanto di Samarinda, Selasa.
Dari seluruh impor periode Januari – Desember 2018, impor barang migas mencapai 3,2 miliar dolar atau naik 33,44 persen, sedangkan impor barang nonmigas mencapai 1,35 miliar dolar atau naik sebesar 63,74 persen.
Ia merinci, komoditas nonmigas yang diimpor Kaltim dari negara-negara penghasil ada dua jenis, yakni jenis nonmigas yang masuk dalam bahan bakar mineral dengan nilai 2,93 juta dolar AS, turun 16,89 persen ketimbang taahun 2017 yang tercatat 3,52 juta dolar.
Sedangkan komoditas nonmigas di luar bahan bakar mineral yang diimpor sepanjang tahun 2018 antara lain reaktor nuklir, ketel, mesin dan peralatan mekanis, serta bagiannya senilai 689,39 juta dolar, naik 93,64 persen ketimbang tahun sebelumnya.
Selanjutnya impor mesin dan perlengkapan elektris serta bagiannya, perekam dan pereproduksi suara atau gambar dan suara televisi, bagian serta aksesori dari barang tersebut senilai 64,75 juta dolar, turun 33,23 persen ketimbang sebelumnya.
Impor barang dari besi atau baja tercatat 116,17 juta dolar atau naik 134 persen, impor kendaraan selain yang bergerak di atas rel kereta api senilai 123,97 juta dolar atau naik 57,62 persen ketimbang tahun sebelumnya.
Ia melanjutkan, untuk komoditas migas sepanjang 2018 antara lain diimpor dari Nigeria sebesar 1,27 miliar dolar, dari Turki dengan nilai 253,19 juta dolar, dari Korea Selatan senilai 379 juta dolar, dan impor dari Singapura tercatat 356 juta dolar AS.
“Sedangkan impor nonmigas antara lain dari Tiongkok senilai 324,65 juta dolar, Amerika Serikat 191,77 juta dolar, Singapura 126,25 juta dolar, Prancis 60,78 juta dolar, Jerman 79,61 juta dolar, Jepang 119,5 juta dolar, dan impor dari Malaysia senilai 76,47 juta dolar AS,” kata Atqo. (antara)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: