SAMARINDA – Pemprov Kaltim tengah menjajaki peningkatan kerja sama dengan berbagai pihak. Salah satunya, dengan Jepang. Pada akhir Oktober 2019 lalu pejabat di lingkungan Pemprov Kaltim, dipimpin Muhammad Sabani, Plt Sekretaris Provinsi (Sekprov) Kaltim bertandang ke Negeri Matahari Terbit.
Senin (18/11/2019) lalu, Kepala Kantor Konsuler Jepang di Surabaya, yang bertandang ke Kaltim. Kedatangan perwakilan pemerintah Negeri Sakura ini disambut langsung oleh Hadi Mulyadi, Wakil Gubernur (Wagub) kaltim. Meski berlangsung singkat, pertemuan di ruang rapat Wagub lantai dua Kantor Gubernur Kaltim ini membahas cukup banyak hal. Salah satunya investasi-investasi apa saja yang berpotensi dimasuki oleh perusahaan-perusahaan asal Jepang.
Tani Masaki, Kepala Kantor Konsuler Jepang ini mengakui, ketertarikan pihaknya untuk melakukan investasi di Kaltim tidak terlepas dari diumumkannya Bumi Etam menjadi lokasi ibu kota negara yang baru.
“Memang setelah Kaltim diumumkan sebagai ibu kota negara (IKN) baru, kami dari pemerintah Jepang sangat tertarik (untuk melakukan investasi). Saat sekarang masih dalam tahap pertimbangan terkait apa-apa saja yang bisa kami laksanakan,” ujarnya.
Masaki berujar, bidang infrastruktur dan pendidikan, menjadi salah satu sektor yang paling berpotensi dikembangkan saat ini di Kaltim. “Jadi kami masih mencari apa saja yang paling cocok, untuk mendorong dan membangkitkan perekonomian di Kalimantan Timur,” terangnya.
Selain dalam bidang infrastruktur dan pendidikan, Hadi Mulyadi, Wakil Gubernur Kaltim juga menjajaki kemungkinan perusahaan asal Jepang berinvestasi di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Hadi mengungkapkan ketersediaan pasokan bahan baku untuk energi listrik berupa uranium, cukup besar tersedia di Kaltim.
“Menyampaikan bahwa Kaltim ini punya potensi untuk pembangkit listrik tenaga nuklir. Dan Pak Awang (gubernur periode sebelumnya) pernah membentuk tim untuk itu. Saya juga waktu masih di DPR RI pernah membentuk kaukus nuklir. Tapi oleh Dewan Perekonomian Nasional, pembangkit nuklir dijadikan opsi terakhir,” ungkapnya.
Jepang yang sudah lama berpengalaman dalam bidang pengelolaan energi jenis ini, disebut Hadi, menjadi alasannya kembali menyampaikan kemungkinan dibangunnya PLTN di Kaltim.
“Saya sampaikan kembali di kesempatan ini, karena Jepang sudah pengalaman dalam mengelola Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Siapa tahu suatu saat pemerintah pusat mengubah kebijakannya, maka kami sudah siap dengan itu,” pungkasnya. (sls/p/prokal)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post