BONTANG – Pagi hari yang cerah dan tenang di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bontang tiba-tiba berubah mencekam, ada unjuk rasa dari sekelompok orang yang tidak puas dengan hasil Pemilihan Legislatif (pileg) dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) tahun 2019. Dari tuntutannya ternyata para pengunjuk rasa meminta pemungutan suara dilakukan kembali, karena menurut mereka pasangan calon presiden dan wakil presiden yang terpilih melakukan kecurangan.
Sontak 470 petugas polisi dan TNI yang berjaga di kantor KPU berusaha menenangkan para pengunjuk rasa.Tetapi masa yang berjumlah lebih banyak bukannya tenang malah makin beringas.
Jumlah massa yang tak terbendung, membuat TNI bersenjata lengkap diturunkan untuk mengamankan KPU Bontang. Belum juga tenang, akhirnya gas air mata pun terpaksa ditembakkan dengan dibantu mobil water canon. Tak lama, massa pun dapat dikendalikan dan bubar dengan sendirinya.
Semua aksi dramatis itu terjadi saat simulasi pengamanan (Sispam) Kota Bontang yang digelar oleh Pemkot Bontang. Kapolres Bontang AKBP Siswanto Mukti mengatakan, sispam kota dilakukan untuk mengecek kesiapan personel Polres Bontang dan TNI dalam mengamankan momen Pemilu 2019 mendatang. “Memasuki masa kampanye ini, potensi pelanggaran pemilu mulai muncul. Tetapi yang paling rawan biasanya pada saat perhitungan suara,” jelas Siswanto usai menghadiri acara simulasi di lapangan Bessai Berinta, Rabu (26/9) kemarin.
Sebelumnya, Siswanto memberikan pengarahan kepada semua anggota Polres Bontang dan Kodim 0908/Bontang yang terlibat dalam simulasi agar melaksanakan sispam kota dengan baik. Sehingga, ketika berperan menjadi peserta unjuk rasa, Siswanto meminta jangan ada yang bercanda. “Memang setiap pelaksanaan kegiatan itu selalu ada kekurangan, karena simulasi tidak sesuai dengan kondisi real, tetapi kami berusaha senatural mungkin,” terang mantan Kapolsek Bontang Selatan itu.
Kata dia, pihaknya mengkhawatirkan kejadian setelah pemungutan ada hal-hal yang tidak diinginkan. Siswanto mengimbau agar seluruh masyarakat Bontang dan seluruh penyelenggara pemilu bekerja dengan maksimal. “Yang jelas, para ASN,TNI, Polri harus netral,” tegasnya.
Perwira berpangkat dua melati tersebut meminta agar para tim pemenganan paslon capres juga parpol peserta pemilu menghindari kampanye hitam, politik uang, kampanye negatif, serta melakukan hal-hal yang tidak baik. “Karena diharapkan pemilu yang dilaksanakan dengan baik dapat menghasilkan pemimpin yang baik juga. Makanya jangan lakukan pelanggaran ataupun kecurangan,” pintanya.
Adapun jumlah personel Polres Bontang yang disiagakan dalam pengamanan saat masa kampanye hingga masa tenang yakni sebanyak 396 orang untuk Polri. Namun, karena sudah ada MoU antara Kapolri dan Panglima TNI maka 100 personel TNI siap untuk diminta bantuannya kapan pun dibutuhkan. “Kami dibantu 100 orang TNI dari Kodim dan Den Arhanud Rudal Bontang,” pungkasnya. (mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: