Pemkot Bontang memutuskan untuk mengalihkan tempat karantina, dari rumah susun sederhana sewa (rusunawa) ke Hotel Grand Mutiara. Namun minimnya koordinasi di lapangan membuat karyawan hotel khawatir.
BONTANG – Keputusan Pemkot Bontang memindahkan tempat karantina bagi warga yang berstatus orang tanpa gejala (OTG) ke Hotel Grand Mutiara memicu kekhawatiran karyawan hotel.
Sumber Kaltim Post (induk Bontangpost.id) dari dalam Hotel Grand Mutiara menyebutkan, pemkot telah meminta pemilik hotel untuk memakai kamar sebagai tempat karantina selama masa pandemi Covid-19.
“Itu dua hari (19/4/2020) lalu,” katanya enggan diidentitaskan.
Kata dia, pihak manajemen hotel memang diminta hadir untuk mendengarkan pemaparan terkait wabah ini. Kendati saat itu status karyawan banyak yang tidak bekerja karena munculnya surat edaran wali kota terkait penutupan hotel selama pandemi, namun kegiatan operasional hotel belum dihentikan total.
“Standar Operasional Prosedur (SOP) belum ada. Edukasi yang diberikan Minggu (19/4/2020) menurut saya juga belum maksimal,” kata dia.
Dipaparkan dia, saat ini ada 60 kamar yang tersedia. Seluruhnya berada di gedung merah. Baik dari lantai satu hingga tiga. Dari 60 kamar terbagi atas 40 tipe twin bed dan 20 single bed.
Hotel Grand Mutiara memang memiliki tiga gedung. Selain merah, dua gedung lainnya yakni hijau dan kuning. Namun gedung kuning masih dalam renovasi. Sementara gedung hijau tidak bisa digunakan karena mengalami rusak berat.
“Soal yang dikarantina apakah memakai tipe twin atau single kami juga masih belum mengetahuinya,” ujarnya.
Menurut salah satu karyawan, orang yang dikarantina bahkan lebih dulu dimasukkan sebelum penyampaian paparan dari Dinas Kesehatan (Diskes) Bontang dilakukan. Memang sebelumnya petugas kesehatan telah datang untuk menyemprot cairan disinfektan di bangunan yang terpakai.
“Mereka sekaligus minta kunci kamar,” ungkapnya.
Padahal kunci kamar ini sekaligus pemantik suplai aliran listrik. Tiga karyawan disiapkan oleh pihak manajemen selama pemakaian masa karantina. Tugasnya ialah mengarahkan petugas medis yang datang sebelum membawa orang yang dikarantina.
“Jadi intinya karyawan kami tidak bersentuhan langsung dengan pasien (orang yang dikarantina),” terangnya.
Mengenai distribusi makanan dipastikan berasal dari luar hotel. Nantinya petugas medis yang membawa masuk ke dalam kamar. Fasilitas kamar terdiri dari satu unit televisi, minibar, telepon, hingga fasilitas air panas di toilet. Akan tetapi air panas itu hanya berfungsi pada pukul 04.00 – 10.00 Wita. Kondisi suplai air dipastikan lancar karena berasal dari PDAM Tirta Taman.
Kini, yang dikhawatirkan manajemen ialah terjadinya kerusakan komponen dalam kamar. Meliputi bohlam maupun air conditioner yang tidak berfungsi. Otomatis petugas elektrikal harus masuk ke dalam ruangan. Adapun alat pelindung diri (APD) lengkap hanya berjumlah tiga set. Sementara pasokan masker bagi karyawan juga belum ada kepastian.
Sebelumnya, Pemkot Bontang memutuskan untuk mengalihkan tempat karantina, khususnya bagi warga yang berstatus OTG. Dari Rusunawa Guntung ke Hotel Grand Mutiara (eks Oak Tree).
Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni mengatakan pemindahan ini menyangkut kemudahan akses. Jika di Rusunawa Guntung tempatnya jauh dan dekat permukiman warga.
“Kalau di Grand Mutiara akses menuju RSUD Taman Husada sebagai rumah sakit rujukan juga lebih cepat,” kata Neni saat konferensi pers, Minggu (19/4.2020) lalu.
Kini, 11 orang telah dikarantina di bangunan yang terletak di Jalan Arif Rahman Hakim tersebut. Seluruhnya merupakan keluarga pasien yang terkonfirmasi positif beberapa hari ini. Pemkot pun menanggung seluruh pembiayaan selama masa karantina melalui pos APBD Bontang. Mulai penginapan hingga konsumsi.
Warga yang diisolasi sesuai dengan protokol tetap (protap) bakal dikarantina selama 14 hari. Upaya ini diambil untuk memutus mata rantai penyebaran virus korona. Selama karantina, mereka dilarang keluar dari kamar. (*/ak/rdh/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: