KEK MBTK Kembali Digarap

Gubernur sebut Bangun Tangki Timbun 20 Unit

SANGATTA – Meski melalui perjalanan yang panjang, Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batota Trans Kalimantan (MBTK) di Kutim terus berlangsung. Sesuai jadwalnya, yakni pada 17 Oktober, megaproyek tersebut dinyatakan sudah beroperasi.

Bupati Kutim Ismunandar mengatakan, KEK MBTK tersebut sudah beroperasi sejak jadwal yang ditentukan tersebut. Hanya, dirinya enggan berkomentar lebih lebih jauh.

“Nanti tunggu saja pihak yang menanganinya datang, biar mereka yang berbicara,” ujar Bupati Ismu.

Saat berkunjung ke Sangatta pekan lalu, Gubernur Kaltim Awang Faroek mengatakan, KEK MBTK yang merupakan proyek strategis tingkat nasional itu sudah dipersiapkan banyak hal baru. Terakhir, yakni akan dibangunkan tangki timbun sebanyak 20 unit.

“Itu sudah diurus ke pusat. Tapi dari pemerintah di pusat bilang itu urusan swasta. Sebab, ini didatangkan dari Jepang,” kata Awang.

Hal ini dianggap sangat penting. Untuk itu maka pihaknya sangat serius mengupayakan hal tersebut.

“Sebab, dengan adanya tangki timbun, menjadikan komoditas kelapa sawit semakin jelas masa depannya, karena ada penampungannya. Apalagi letaknya di Maloy. Tentu itu akan jadi andalan,” kata mantan Bupati Kutim pertama itu.

Awang menerangkan, izin prinsip bisa dari daerah, yakni melalui dirinya selaku gubernur. Hal itu sudah sesuai dengan aturan.

“Juga, kami akan bangunkan smelter dengan bahan baku nikel dari Maluku Utara. Ini menjadi smelter berbahan baku nikel yang pertama di luar Jawa. Yakni, PLTU (pembangkit listrik tenaga uap) dengan batu bara di mulut tambang,” kata dia.

Diketahui, KEK MBTK beroperasi dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 2014 tentang KEK MBTK, diberi tiga tahun agar bisa mulai operasi. Artinya, pada 17 Oktober ini tepat tiga tahun.

Berdasar evaluasi Dewan KEK Nasional terhadap delapan KEK se-Indonesia, MBTK menempati posisi dua sebagai KEK yang siap beroperasi tahun ini setelah KEK Mandalika di Nusa Tenggara Barat. (dy)