BONTANG – Musim kemarau yang melanda Bontang ikut berdampak pada hasil produksi para petani, salah satunya petani cabai. Meski dampaknya tak signifikan, namun jika proses pengontrolannya tidak maksimal, maka tanaman mereka akan rentan terserang hama. Jika serangan hama tidak segera diatasi, maka akan berdampak pada gagal panen.
Salah satu yang mengalaminya adalah Alimin Yunus, Ketua Kelompok Tani Sejahtera yang berlokasi di Kelurahan Gunung Telihan. Petani cabai ini mengaku, musim kemarau yang terjadi di Bontang turut menyulitkan dirinya dan anggotanya. Selain terkendala pasokan air, serangan hama juga kerap mereka alami. Sehingga mereka harus rutin melakukan penyemprotan insektisida agar bisa menanggulangi serangan hama.
“Kalau pasokan air, alhamdulillah di kelompok kami ada bantuan sumur bor dari pusat melalui Dinas Pertanian. Sehingga cukup membantu ketika musim kemarau seperti ini,” ujarnya kepada Bontang Post, Jumat (5/10) lalu.
Terpisah, penyuluh pertanian Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, dan Pertanian (DKP3) Bambang Tri Daryono membenarkan hal demikian. Dijelaskannya, kendala tersebut hampir dilaporkan semua kelompok tani binaanya. Sehingga dari DKP3 sudah mengantisipasinya dengan membuatkan sumur bor atau memberikan bantuan berupa pompa air untuk membantu pengairan di lahan mereka.
Adapun yang saat ini juga menjadi kendala adalah pemberian bantuan benih. Karena sifat pemberiannya adalah bergiliran, sehingga ketika sedang tidak mendapatkan giliran menerima bantuan, maka pengadaan benih harus dilakukan secara mandiri. Yang menjadi kendala kata dia, karena biaya benih yang cukup mahal, sehingga cukup membebani para petani. “Kalau beli benih yang murah, tidak cocok dengan konstruksi tanah di Bontang, sehingga cepat mati,” tukasnya. (bbg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post