bontangpost.id – Jajaki potensi pasar ekspor produk UMKM, empat mitra binaan Pupuk Kaltim ikuti kelas Akademi Ekspor Kalimantan Timur 2021, yang digelar Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) bekerjasama dengan Bank Indonesia Kaltim.
Empat mitra binaan tersebut diantaranya, kelompok Toga Ma’rifah Herbal, Abon Jaya Mandiri, Batik Beras Basah, dan Amplang Fara Snack. Mereka dilatih tata cara memulai ekspor, serta prosedur yang wajib dipenuhi pelaku usaha agar bisa melakukan ekspor produk ke luar negeri.
Ketua Kelompok Toga Ma’rifah Herbal Hasma mengungkapkan, kesempatan ini peluang emas baginya untuk mengembangkan usaha ke pasar ekspor, apalagi hanya 30 peserta yang mendapat kesempatan pelatihan dari ratusan pendaftar di Kaltim.
“Usaha kami dinilai memiliki peluang untuk pengembangan pasar ke luar negeri, melihat kualitas maupun kapasitas produksi dan penjualan selama ini,” kata Hasma.
Pelatihan ini kali kedua diikuti Hasma, sebagai tahap lanjut kegiatan serupa yang dilaksanakan tahun sebelumnya. Materi selama pelatihan dinilai mudah dipahami, seperti beragam simulasi manual maupun praktik pengurusan persayaratan dokumen ekspor. “Setahun ke depan akan ada pendampingan dan verifikasi lagi, apakah usaha sudah bisa memenuhi persyaratan ekspor atau belum,” tambah Hasma.
Owner Abon Jaya Mandiri Astril Wedi juga mengungkapkan, pelatihan ini sangat membantu pelaku usaha memahami tata cara persyaratan ekspor sesuai prosedur, seperti tata cara perhitungan Free on Board (FoB), perolehan Sertifikat Keahlian (SKA), hingga pendaftaran produk dan pengurusan perizinan ekspor. Apalagi peserta tak hanya diajarkan secara teori, tapi juga praktik langsung pengurusan dokumen persyaratan.
“Pelatihan lebih menitikberatkan praktik pengurusan dokumen untuk persyaratan dan kelengkapan ekspor produk. Jadi kita bisa paham bagaimana pengurusan serta langkah-langkahnya,” ucap Astril Wedi.
Berbeda dengan Ma’rifah Herbal dan Abon Jaya Mandiri, Owner Batik Beras Basah Eko Widji Rahayu mengatakan, ini kali pertama mengikuti Akademi Ekspor untuk belajar menjajaki peluang pasar luar negeri. Pelatihan yang diikuti masih tataran dasar, seperti pengenalan tata cara ekspor, potensi produk yang bisa diekspor, mencari buyer (pembeli), hingga cara menentukan harga pasar dan legalitas usaha.
“Insya Allah, ini menjadi peluang bagi kami untuk menjajaki pasar ekspor, berkat pembinaan Pupuk Kaltim yang sangat berperan dalam pengembangan usaha selama ini,” tutur Eko Widji Rahayu.
Dirinya optimis mampu meningkatkan peluang usaha di pasar ekspor, mengingat beberapa permintaan juga datang dari luar Indonesia, seperti Belanda dan Malaysia untuk berbagai jenis produk batik. “Baru permintaan di pasar ritel, semoga dengan peluang ekspor Batik Beras Basah bisa lebih berkembang dan produk Bontang makin dikenal luas,” harap Eko Widji.
VP CSR Pupuk Kaltim Anggono Wijaya, mengaku optimis mitra binaan Pupuk Kaltim mampu mengembangkan potensi di pasar ekspor, melihat geliat usaha yang menunjukkan performa dan peningkatan signifikan di berbagai sektor. Mitra binaan pun telah dibekali beragam kemampuan tata kelola usaha, sehingga diyakini bisa bersaing dengan produk luar.
Hal ini melihat konsep pembinaan Pupuk Kaltim yang tak hanya terbatas pada permodalan, tapi juga berbagai pendampingan secara berkesinambungan, diantaranya peningkatan kapasitas anggota binaan, penguatan tata kelola usaha, hingga pengurusan hak paten maupun sertifikasi produk sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI).
Langkah tersebut dipandang perlu, agar mitra binaan tak hanya mampu menghasilkan produk berkualitas dan sesuai standar produksi, tapi juga tata kelola usaha yang lebih profesional untuk memberi jaminan kepada konsumen. “Kesinambungan pembinaan untuk mewujudkan kemandirian usaha yang berdaya saing, serta membuka peluang lebih besar. Mayoritas mitra binaan Pupuk Kaltim terbukti mampu bersaing dan memiliki keunggulan masing-masing,” terang Anggono.
Selain itu Pupuk Kaltim juga terus mendorong mitra binaan memperluas jaringan penjualan dan promosi, yang difasilitasi melalui berbagai program seperti pameran dan expo pada tataran lokal hingga Nasional. “Tujuan utama pembinaan Pupuk Kaltim tak hanya pengembangan sektor usaha, tapi juga memberi dampak lebih luas melalui kemandirian usaha yang dijalankan. Seiring peningkatan usaha binaan, pun diharap memberi kesempatan bagi masyarakat untuk lebih berkembang dan berdaya saing,” pungkas Anggono. (*/nav/adv)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post