Kementerian Perdagangan melakukan pengawasan operasi beras guna memastikan penjualan beras medium tak melebihi Harga Ecerah Tertinggi (HET). Pengawasan tersebut dilakukan di 101 kabupaten/kota yang ada di 34 provinsi.
Kepala Seksi Pengawasan Sarana Distribusi Kemendag Dedi Kuswandi menjelaskan, HET beras medium untuk wilayah Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi ditetapkan sebesar Rp9.450 per kilogram (kg).
Adapun untuk wilayah Kalimantan, dan Nusa Tenggara Timur, HET beras medium sebesar Rp9.950 per kg. Sedangkan untu wilayah Maluku dan Papua, kata dia, HET ditetapkan Rp10.250 per kg.
“Kenyataan yang kami temui di pasar Kota Sorong, Papua Barat, sebagian pedagang menjual beras medium Rp8.000-9.000 per kg atau di bawah HET,” ujar Dedi saat melakukan pengawasan operasi pasar di Sorong, seperti dikutip dari Antara, Rabu (10/1).
Menurut Budi, operasi pasar yang sedang dilakukan Bulog di seluruh Indonesia bertujuan untuk menjaga agar harga beras tetap stabil. Hal ini mengingat, adanya kenaikan harga beras yang cukup signifikan pada Desember 2017.
“Pada bulan Maret sudah musim panen dan harga tentu stabil,” terang dia.
Sementara itu, harga beras medium dan premium di pasar tradisional di Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung mengalami kenaikan harga di atas HET.
“Harga beras medium dan premium awal 2018 naik Rp1.000 hingga Rp2.000 per kg sehingga beberapa beras di atas HET,” ujar Bambang, salah seorang pedagang di Pasar Pembangunan Pangkalpinang.
Menurut Bambang, kenaikan harga beras sudah terjadi di level distributor, sehingga dirinya selaku pengecer harus ikut menaikkan harga. Kenaikan harga beras sendiri menurut dia, sudah terjadi beberapa kali sejak pertengahan Desember atau menjelang Natal dan Tahun Baru.
Harga beras di atas HET juga terjadi di Lampung Timur. Sayem, seorang pedagang di pasar tradisional Desa Margasari Kabupaten Lampung Timur, menyebut harga beras medium mengalami kenaikan sejak awal Desember.
“Harga beras kelas medium jenis IR-64 dijual Rp11.000 per kg, dari sebelumnya Rp9.500 per kg,” ujar Sayem.
Ia menyebut, kenaikan harga beras terjadi karena berkurangnya pasokan dari pedagang beras besar.
“Di pabrik penggilangan sudah sulit ditemukan pasokan beras dan dari pedagang besar juga stoknya sedikit, jadi harga beras naik,” terang dia. (agi)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: