SELAMA enam hari, Riski Darmawan, Sapril, dan Najib hanyut di lautan luas, terombang-ambing tanpa bekal makanan dan air minum.
Tiga nelayan asal Kelurahan Loktuan, Bontang ini, awalnya hanya menjalani pekerjaan sehari-hari di perairan Tanjung Mangkalihat, Kutai Timur, sebelum akhirnya hidup mereka berubah saat diterjang gelombang besar.
Hari itu, Senin, 21 Oktober 2024, delapan nelayan sedang menarik bagan yang baru mereka beli. Tiga berada di bagan, termasuk Riski, Sapril, dan Najib, sementara lima lainnya berada di kapal penarik.
Namun, cuaca laut yang tak terduga menjadi ancaman besar. Gelombang datang menggulung dan, demi keselamatan bersama, nahkoda kapal akhirnya memutuskan melepas tali pengikat bagan agar kapal tidak ikut terseret.
Keputusan ini membuat ketiga nelayan di atas bagan perlahan hilang dari pandangan teman-temannya, terbawa arus dan badai ke tengah laut.
Kabar tentang hilangnya mereka pun menyebar. Petugas gabungan dikerahkan untuk mencari ketiga nelayan ini, menyusuri area yang luas dengan harapan menemukan tanda-tanda keberadaan mereka.
Namun, laut yang luas dan cuaca yang tak menentu memperlambat pencarian, membuat keluarga dan masyarakat mulai khawatir.
Akhirnya, pada Minggu pagi, 27 Oktober 2024, sebuah kapal tugboat yang melintas di perairan Gorontalo, menangkap pemandangan tak biasa.
Di kejauhan, seorang awak kapal melihat lambaian tangan lemah dari atas bagan yang mengapung di laut. Mereka mendekat dan melihat tiga sosok yang kelelahan, namun masih bertahan.
Para awak tugboat langsung menghubungi Basarnas untuk memberikan koordinat dan meminta bantuan.
“Alhamdulillah, mereka sudah ditemukan pagi tadi sekitar pukul 07.00 WITA,” ucap Rahmat, paman dari Riski, yang mendengar kabar tersebut dengan penuh haru.
Dalam kondisi lemah, Riski, Sapril, dan Najib dievakuasi ke kapal tugboat sambil menanti kedatangan tim Basarnas yang memastikan keselamatan mereka.
Tim Basarnas Gorontalo akhirnya datang, membawa mereka menuju daratan dan mengabarkan kondisi mereka kepada Basarnas Balikpapan.
Kisah ini adalah pelajaran kuat tentang keberanian, daya tahan, dan kekuatan hidup di lautan. Meski tanpa bekal, ketiga nelayan ini terus berjuang di tengah laut, melewati malam-malam panjang dengan hanya berpegang pada harapan untuk kembali. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post