NEW DELHI – Studi terbaru menunjukkan bahwa India adalah salah satu negara dengan polusi yang paling mengkhawatirkan. Setengah dari peringkat 50 kota dengan polusi tertinggi diisi Negeri Bollywood tersebut.
CNN melansir, dokumen World Air Quality Report 2018 menunjukkan bahwa kota dengan polusi tertinggi tahun lalu adalah Gurugram. Indeks polusi kota yang berbatasan dengan New Delhi itu mencatat rata-rata 135,8. Tiga kali dari batas maksimal polusi udara yang ditetapkan Lembaga Perlindungan Lingkungan AS.
Banyak kota urban India yang mengikuti jejak Gurugram. Termasuk New Delhi yang berada di peringkat ke-11. Dari 30 peringkat teratas, kota-kota India menempati 22 posisi. ’’Laporan ini adalah peringatan bagi India. Upaya pemerintah dan semua elemen belum cukup,’’ ujar aktivis Greenpeace India Pujarini Sen kepada The New Indian Express.
Menurut IQAir AirVisual, perusahaan yang melakukan studi, India disusul beberapa negara tetangga. Di antaranya, Tiongkok, Pakistan, dan Bangladesh.
Sejatinya, secara rata-rata nasional, polusi India lebih baik dibanding Bangladesh dan Pakistan. Namun, kota-kota penyangga ekonomi di tanah Hindustan itu menjadi aktor utama.
Menurut Bloomberg, India merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia. Namun, pertumbuhan itu bukan tanpa akibat. World Bank menyebut beban jaminan kesehatan dan penurunan produktivitas di India akibat polusi mencakup 8,5 persen dari produk domestik bruto (PDB) nasional. ’’Kita harus melakukan hal yang lebih nyata daripada sekadar janji politik,’’ imbuh Sen.
NDTV melansir bahwa polusi udara di India merugikan ekonomi. Menurut riset International Food Policy Research Institute (IFPRI), kerugian itu mencapai USD 30 miliar (Rp 423 triliun) per tahun. Samuel Scott, salah seorang peneliti IFPRI, memperkirakan bahwa Negara Bagian Delhi, Haryana, dan Punjab menjadi area yang paling terdampak polusi tersebut.
’’Di hari-hari tertentu, indeks polusi Delhi bisa mencapai 20 kali lipat batas aman menurut WHO. Dan penyebab terbesar adalah pembakaran lahan pertanian,’’ ungkapnya.
Scott menambahkan, banyak faktor yang membuat India semakin tercemar. Mulai asap kendaraan bermotor, limbah industri, sampai petasan yang dinyalakan pada momen tertentu. Pada perayaan Diwali, penduduk biasanya menyalakan petasan. ’’Bukan hanya penduduk area urban. Namun, rakyat desa di pinggiran Negara Bagian Haryana juga terdampak kesehatannya,’’ ujar Avinash Kishore, peneliti IFPRI lainnya.
Beberapa pihak pun berusaha menghentikan pertumbuhan polusi tersebut. Pada 1 Maret, Mahkamah Agung India baru saja mengeluarkan maklumat untuk otoritas Haryana. Pemerintah negara bagian itu tak diizinkan melakukan proyek konstruksi di hutan lindung seluas 30 ribu hektare. ’’Jangan coba-coba melanggar perintah pengadilan,’’ ujar hakim Mahkamah Agung Arun Mishra dilansir Reuters.
Direktur Eksekutif Greenpeace Asia Tenggara Yeb Sano menegaskan, polusi udara sudah seharusnya ditanggapi serius oleh semua negara. Menurut data terbaru, polusi bisa mengakibatkan 7 juta kematian tahun depan. Kerugian global diperkirakan mencapai USD 225 miliar (Rp 3.177 triliun). ’’Polusi udara akan mencuri masa depan kita. Baik secara kesehatan maupun ekonomi,’’ ucapnya. (bil/c17/dos/jpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: