Bontangpost.id
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Sabtu, 4 Februari 2023
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE
Bontangpost.id
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Bontangpost.id
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Home Kaltim

Ekspor Batu Bara, India Berpotensi Jadi Pasar Terbesar

Reporter: M Zulfikar Akbar
Senin, 18 Maret 2019, 19:30 WITA
dalam Kaltim
Reading Time: 3 mins read
A A
ENERGI: Konsumsi batu bara India tahun ini diprediksi tumbuh 4,5 persen. Ini bisa menjadi peluang pengusaha di Kaltim untuk menggenjot ekspor ke negara tersebut. DOKUMEN/KALTIM POST

ENERGI: Konsumsi batu bara India tahun ini diprediksi tumbuh 4,5 persen. Ini bisa menjadi peluang pengusaha di Kaltim untuk menggenjot ekspor ke negara tersebut. DOKUMEN/KALTIM POST

Scan MeShare on FacebookShare on Twitter

SAMARINDA – India diproyeksi menjadi pasar ekspor terbesar batu bara dari Kaltim. Pasalnya tahun ini konsumsi emas hitam Negeri Bollywood diperkirakan tumbuh 4,5 persen (year on year/yoy). Sementara produksi domestik mereka pertumbuhannya hanya 3,7 persen (yoy). Artinya, mereka akan mengandalkan impor untuk memenuhi kebutuhan.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim Muhamad Nur mengatakan, di pasar perdagangan dunia, terdapat dua negara berkembang yang berperan sebagai importir terbesar batu bara Kaltim. Yaitu Tiongkok dan India. Meskipun Tiongkok merupakan importir terbesar, tetapi negara ini juga merupakan produsen dengan cadangan batu bara terbesar di dunia.

“Produksi batu bara Tiongkok pada 2017 tercatat sebesar 3,67 miliar metrik ton (mt), relatif besar dibandingkan Indonesia yang hanya sebesar 485 juta metrik ton,” jelasnya Minggu (17/3).

Dia menambahkan, pertumbuhan permintaan emas hitam di Tiongkok yang masih potensial disebabkan dampak dari pertumbuhan ekonomi. Terutama di sisi Industri. Pabrik-pabrik manufaktur di Tiongkok mengandalkan batu bara sebagai sumber energi utama. Ini dikarenakan batu bara adalah energi yang relatif murah, dibandingkan energi dalam bentuk liquid ataupun gas.

“Sedangkan potensi India, merupakan pasar batu bara yang terus berkembang,” ungkapnya. Dengan pertumbuhan ekonomi India pada 2017 sebesar 6,7 persen (yoy) dan populasi sebesar 1,3 miliar penduduk, India memiliki ruang pemanfaatan batu bara yang cukup besar. Berdasarkan negara tujuan, ekspor batu bara Kaltim terbesar ke India dan Tiongkok, sebesar 28,48 persen dan 25,04 persen.

Baca Juga:  Industri Asuransi Kaltim Optimis Meningkat

“Pertumbuhan volume ekspor komoditas andalan Kaltim mulai kembali menunjukkan tren positif sejak triwulan III 2017. Namun, ekspor batu bara ke Tiongkok memiliki titik peak dan through yang cukup tinggi, disebabkan sering berubah-ubahnya kebijakan impor pemerintah negara tersebut,” katanya.

Pada bulan-bulan tertentu, pemerintah Tiongkok menerapkan restriksi impor dengan memperketat pengurusan bea cukai di pelabuhan impor batu bara utama. Akibatnya, loading vessel menjadi lambat. Sehingga ekspor ke Tiongkok turun. Sedikit berbeda dengan tren ekspor batu bara ke India yang menunjukkan peningkatan sejak triwulan I 2017.

“Dalam laporan publikasinya, India Ministry of Power menyebutkan bahwa dalam 8 tahun terakhir rata-rata pertumbuhan tahunan produksi listrik di India sebesar 5,69 persen,” jelas Nur. Adapun pada Januari 2019, kapasitas terpasang tercatat sebesar 349 gigawatt (GW), lebih besar dibandingkan Indonesia sebesar 62,6 GW pada Desember 2018. Adapun sumber energi utama India dari tenaga termal, batu bara termasuk di dalamnya sebesar 64,09 persen.

Baca Juga:  Tahun Pertama, Isran-Hadi Bidik Perpajakan

“Dengan ekonomi yang diperkirakan tumbuh sebesar 7,5 persen pada 2019, India masih menjadi pasar potensial untuk ekspor batu bara Kaltim,” katanya.

Konsumsi batu bara India pada 2018 diperkirakan 900 juta ton atau mengalami pertumbuhan rata-rata pada 2011-2018 sebesar 4,5 persen (yoy). Di sisi lain, produksi batu bara domestik India tahun 2018 diperkirakan sekitar 700 juta ton dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 3,7 persen (yoy). Impor batu bara India pada 2018 diperkirakan sebesar 200 juta ton atau tumbuh rata-rata sebesar 7,8 persen (yoy). Berdasarkan volumenya, impor emas hitam India sebagian besar berasal dari Indonesia dengan pangsa 47 persen, disusul oleh Australia sebesar 22 persen dan Afrika Selatan 18 persen.

“Batu bara asal Indonesia digunakan sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik. Sehingga batu bara yang dibutuhkan berkalori 4.000-5.000 kcal/kg,” katanya.

Saat ini India masih belum mampu memenuhi kebutuhan domestiknya, disebabkan jaringan infrastruktur untuk distribusi batu bara yang belum mengakomodasi keperluan pembangkit listrik, atau industri lainnya. Sebagian besar cadangan batu bara terletak di bagian timur India dan berada di remote area.

Baca Juga:  Ikut UBNK, 7 SMK Numpang

Perbedaan mendasar transportasi di India dengan Indonesia, khususnya Kalimantan adalah media transportasi yang digunakan. “Pengangkutan batu bara kita memanfaatkan aliran sungai sebagai media utama pengangkutan dari pit ke pelabuhan lautnya,” ujarnya.

Sedangkan di India pengangkutan batu bara dari pit ke PLTU atau industri menggunakan kereta api. Saat ini, kondisi infrastruktur pengangkutan batu bara di India baik kereta, dan relnya kurang memadai sehingga mempersulit peningkatan produksi oleh perusahaan.

Pembangunan terkait infrastruktur dimaksud terus berjalan, tetapi pertumbuhan kebutuhan batu bara lebih cepat dibandingkan perkembangan pembangunan infrastruktur tersebut. Oleh sebab itu, India cukup bergantung pada batu bara impor. Pada 2019, kenaikan impornya diperkirakan sebesar 10 persen untuk menutupi kekurangan pasokan batu bara, dan peningkatan kebutuhan pembangkit listrik.

“Peningkatan impor batu bara India tersebut menjadi peluang bagi sektor pertambangan di Kaltim untuk meningkatkan volume penjualan ekspor ke negara tersebut,” pungkasnya. (*/ctr/ndu/k18/kpg)

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Saksikan video menarik berikut ini:

Tags: ekspor batu baraindiakaltim
PindaiBagikan32Tweet20Kirim

Dapatkan informasi terbaru langsung di perangkat anda. Langganan sekarang!

Berhenti Berlangganan

Related Posts

Ketua DPW PKB Kaltim Syafrudin

Wali Kota Basri Masuk Bursa Calon Gubernur Kaltim dari PKB

Sabtu, 17 September 2022, 19:00 WITA
Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Yusuf Sutejo

Satu Terduga Teroris Ditangkap di Kaltim

Kamis, 19 Mei 2022, 16:55 WITA
Grafis kekayaan kepala daerah di Kaltim

Kekayaan Lima Kepala Daerah di Kaltim Naik

Kamis, 16 September 2021, 12:11 WITA
Stok Kebutuhan Pokok di Kaltim Aman hingga Dua Bulan ke Depan 1

Stok Kebutuhan Pokok di Kaltim Aman hingga Dua Bulan ke Depan

Sabtu, 10 Juli 2021, 15:00 WITA
Ilustrasi

Kuota 2021 Calon ASN Baru Kaltim 2.143 Formasi

Kamis, 27 Mei 2021, 15:00 WITA
Lapangan usaha pertambangan berpotensi mengganggu realisasi investasi Bumi Etam. Sebab bisnis yang berkontribusi 44,18 persen terhadap perekonomian Kaltim ini mengalami penurunan kinerja pada triwulan I. (prokal)

Kinerja Tambang Melemah, Investasi di Kaltim Terancam Turun

Rabu, 24 Juni 2020, 11:00 WITA
Postingan Selanjutnya
Kris Rumyak saat menggendong anaknya Rafa (10 bulan) di tempat pengungsian kantor Satpol PP Kabupaten Jayapura, Minggu (17/3). Rafa berhasil selamat dari terjangan banjir bandang di Doyo, Sentani, Kabupaten Jayapura, Sabtu (16/3) malam. (Robert Mboik/Cepos)

Kisah Penyelamatan Bayi Usia 5 dan 10 Bulan: Gendong Anak Berkejaran dengan Air Bah

Komentar Anda

  • Terpopuler
  • Komentar
  • Terbaru
Ilustrasi

500 KK di Bontang Terdata Penerima Bantuan Pangan Nontunai

Senin, 30 Januari 2023, 11:10 WITA
Masih banyak pelaku UMKM yang tak mengambil bantuan langsung tunai

900 Pelaku UMKM di Bontang Belum Ambil BLT

Senin, 30 Januari 2023, 11:56 WITA
Kapolres Bontang AKBP Yusep Dwi Prasetya (Yulianti Basri/bontangpost.id)

Hoaks Penculikan Anak di Sekolah, Kapolres Imbau Tetap Waspada

Selasa, 31 Januari 2023, 14:32 WITA
Dua Spesialis Pencuri Tabung Gas Dibekuk, Masih di Bawah Umur 2

Dua Spesialis Pencuri Tabung Gas Dibekuk, Masih di Bawah Umur

Senin, 30 Januari 2023, 08:53 WITA
Tahun ini pembangunan turap berada di dua kelurahan yakni Gunung Elai dan Api-Api

Penurapan Sungai Sepanjang 580 Meter di Dua Kelurahan Butuh Rp 28,2 Miliar

Kamis, 2 Februari 2023, 12:00 WITA
Trotoar Jalan Ahmad Yani diperbaiki tahun ini

Trotoar Rusak di Jalan Ahmad Yani Diperbaiki Tahun Ini

Sabtu, 4 Februari 2023, 13:48 WITA
Pindang bandeng asam manis

Resep Pindang Bandeng Kuah Asam Manis, Cocok Menemani Akhir Pekan

Sabtu, 4 Februari 2023, 12:26 WITA
Deretan rumah di kawasan Pantai Harapan akan ditata ulang agar kondisi lingkungan menjadi lebih rapi.

Permukiman Kumuh di Prakla Bakal Ditata, Masterplan dan DED Butuh 1,5 Miliar

Sabtu, 4 Februari 2023, 11:29 WITA
Tiga Instansi Kurang Bertaji Usut Kasus IUP Palsu 3

Tiga Instansi Kurang Bertaji Usut Kasus IUP Palsu

Sabtu, 4 Februari 2023, 10:05 WITA
SDN 011 Gusung Belum Punya Ruang Guru 4

SDN 011 Gusung Belum Punya Ruang Guru

Sabtu, 4 Februari 2023, 08:24 WITA
  • Indeks Berita
  • Redaksi
  • Mitra
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Kontak
Iklan dan Marketing: (0548)20545

© 2019 Bontangpost.id. All Rights Reserved.
Developed by Vision Web Development

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE

© 2019 Bontangpost.id. All Rights Reserved.
Developed by Vision Web Development