SANGATTA – Rupanya Kutim masuk dalam peta konflik pileg dan pilpres. Penilaian ini berkaca pada pesta demokrasi tahun-tahun sebelumnya. Penilaian ini dikeluarkan oleh Polda Kaltim. Polda Kaltim menilai, Kutim rawan konflik. Baik konflik persaingan antar parpol hingga SARA.
Sudah beberapa kasus ditemukan di Kutim. Karenanya, perlu pengawalan ekstra. Baik pria maupun pasca berlangsungnya pesta lima tahunan tersebut.
Kapolres Kutim, AKBP Teddy Ristiawan mengatakan, dari 18 kecamatan terdapat dua kecamatan paling rawan persaingan. Yakni Sangatta Utara dan Sangatta Selatan.
“Jadi Kutim masuk peta konflik. Ada beberapa daerah. Tetapi paling mencolok ialah Sangatta Utara dan Sangatta Selatan,” ujar Kapolres Teddy.
Berdasarkan hal itu, tak cukup hanya dengan keberadaan anggota Polres Kutim dan Polsek. Pihaknya masih membutuhkan bantuan tenaga dari luar.
“Bahkan kami akan adakan brimob. Kami akan ajukan ke Pemkab agar bantu kami. Sehingga tidak lagi minta ke Polda. Karena Kutim rawan. Sangat rawan sekali. Potensi konflik cukup besar,” jelas dia.
Meskipun besarnya potensi tersebut, dirinya berharap tak ada bencana konflik terjadi pada pileg dan pilpres. Dirinya yakin, warga Kutim terbilang dewasa. Semua mengerti mana yang baik dan tidak. Bahkan cukup paham dan siap bersaing sehat.
“Kita semua mengharapkan agar pemilu nanti sukses, aman, damai, dan berkeadilan. Semua mengharapkan hal itu,” katanya. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: