SAMARINDA – Sejumlah guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 13 Samarinda yang berlokasi di Jalan Kartini, Nomor 37, Kelurahan Lempake, Samarinda Utara, geram pada Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda. Pasalnya, sudah beberapa kali pemkot melakukan kunjungan, belum ada tindak lanjut terkait penanganan banjir yang sering melanda sekolah yang berdekatan dengan areal tambang batu bara tersebut.
“Sudah dua kali wali kota dan wakil walikota datang ke sini. Mereka menjanjikan akan segera menangani banjir dan melanjutkan pembangunan sekolah kami. Tetapi sampai sekarang belum ada realisasinya,” kata salah seorang guru SMP Negeri 13 yang tidak ingin namanya dikorankan, Rabu (21/2) kemarin.
Guru tersebut mengaku sekolahnya setiap ada hujan selalu dilanda banjir. Bahkan pernah terjadi seluruh areal sekolah dipenuhi banjir, sehingga aktivitas pendidikan mandek.
“Kalau sudah dijanjikan mestinya harus dijalankan. Di awal datang ke sini pengen bantu kami, tetapi nyatanya sampai sekarang kami masih banjir, karena janji itu tidak direalisasikan pemerintah,” ucapnya.
Kepala Sekolah SMP Negeri 13 Samarinda, Baharuddin mengaku, pihaknya sudah biasa dengan banjir yang melanda sekolah yang memiliki 800 murid tersebut. Walau begitu, dirinya tidak pernah meliburkan aktivitas sekolah.
“Kalau ada hujan atau banjir, anak-anak tetap sekolah. Tapi kalau ada yang tidak sekolah karena banjir, itu hanya murid yang malas sekolah. Selama ini jika banjir, guru dan murid tidak pernah libur,” ujarnya.
Banjir di sekolah tersebut, lanjut dia, diduga terjadi karena aktivitas tambang batu bara yang tidak jauh dari lokasi sekolah. Walau pun tidak ada hujan, kadang-kadang di sekolah tersebut kebanjiran. Akibatnya, ruangan dan area sekolah kerap terkena banjir yang disertai lumpur.
“Harapannya masalah ini bisa segera diselesaikan. Karena banjir ini cukup mengganggu aktivitas belajar di sekolah. Walau pun murid dan guru tetap belajar dan mengajar seperti biasa, tetap saja banjir ini membawa dampak yang kurang baik untuk kelanjutkan pendidikan di sini,” ucapnya.
Sekolah tersebut tidak hanya dihantui banjir, tetapi salah satu gedung sekolah yang sebelumnya sudah dibangun Pemkot Samarinda terhenti. Sehingga pihak sekolah terpaksa menggunakan aula untuk menampung murid.
“Ruangan yang tersedia tidak cukup untuk aktivitas belajar dan mengajar. Laboratorium lama disekat jadi dua dan ruangan multimedia dijadikan enam kelas,” ungkapnya.
Pejabat Sementara (Pjs) Samarinda, Zairin Zain mengaku prihatin dengan keadaan SMP Negeri 13 Samarinda. Karena itu, dirinya akan membantu penyelesaian masalah yang dihadapi sekolah tersebut melalui bantuan anggaran di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBDP) 2018.
“Masalah banjir di sana karena jalan yang berdekatan dengan sekolah itu masih berbentuk tanah. Kalau hujan, pasir atau lumpur akan masuk di areal sekolah. Karena paritnya bermasalah,” ujar Zairin.
Melalui bantuan anggaran, pihaknya akan memperbaiki drainase di sekitar sekolah tersebut. Selain itu, badan jalan akan diperbaiki sehingga tidak mudah menutup drainase jalan raya. “Saya upayakan tahun ini segera diperbaiki,” ujarnya.
Ia mengaku tidak hanya akan membantu lewat APBDP 2018, tetapi juga mengusahakan pengalokasian anggaran di APBD 2019. Anggaran tersebut akan digunakan untuk menangani banjir dan pembangunan gedung sekolah yang sebelumnya sempat mangkrak.
“Salah satu gedung yang sempat dibangun pemerintah itu akan kami lanjutkan. Kami usakan tahun ini bisa masuk di APBDP,” katanya. (*/um/drh)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: