SANGATTA – Jalan AW Sjahrani (eks pendidikan) mengancam nyawa pengendara yang melintas. Pasalnya, jalan menuju Kantor Bupati di kawasan Bukit Pelangi itu terdapat puluhan lubang kecil maupun besar. Sudah banyak yang menjadi korban di lubang maut tersebut. Mulai dari luka berat hingga ringan.
Salah seorang korbannya adalah Ardi (47). Warga Sangatta Utara ini mengaku pernah menghantam lubang pada saat mengendarai roda duanya. Kejadian ini sudah dialaminya untuk yang kesekian kali pada lubang yang berbeda.
“Saya salah satu korban yang terjatuh karena menghantam lubang. Beruntung, malam itu tidak terjadi apa-apa. Hanya luka lebam dan motor sedikit rusak,” ujar Ardi, kepada Sangatta Post, kemarin.
Seharusnya pemerintah peka terhadap realitas ini. Tidak hanya diam dan terkesan membiarkan. Karena dirinya khawatir, akan menambah jumlah korban hingga memakan jiwa. Tentu mimpi buruk tersebut tidak diinginkan. Yang tak kalah penting, semestinya pemerintah malu karena lokasi tersebut merupakan jalan menuju kantor bupati.
“Kalangan pejabat enak menggunakan roda empat yang mewah. Kalaupun menghantam lubang tidak terasa. Jadi tidak memiliki resiko sedikitpun. Tetapi masyarakat seperti kita, yang hanya menggunakan sepeda motor, tentu sangat membahayakan. Kalau tidak meninggal, kami luka. Paling minim motor kami rusak,” keluhnya.
Kejadian serupa juga pernah dirasakan Marhani (31) warga Sangatta Selatan. Dirinya hampir terjatuh karena menabrak lubang di Jalan AW. Sjahrani. Beruntung, masih bisa dikendalikannya meskipun nyaris terpental.
“Pas mau ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, saya sedikit laju langsung menghantam lubang. Hampir aja saya jatuh karena kaget sekali. Alhamdulillah enggak terjatuh,” katanya.
Dirinya berharap semua lubang bisa ditambal secepatnya. Baik jalan AW. Sjahrani maupun Soekarno Hatta. Selain untuk mencegah korban jiwa, tentu menjaga nama baik pemerintah. Jangan sampai, tamu dari luar yang melintas melihat melihat kebobrokan jalan tersebut.
“Jika enggak bisa memperbaiki sacara total, gunakan tambal sulam. Itu lebih baik dari pada tidak sama sekali. Jangan sampai sudah ada korban jiwa baru bergerak. Mencegah lebih baik dari pada mengobati,” pinta anak dua itu. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: