SAMARINDA- Jumlah pengangguran di Kaltim pada Agustus 2019 mencapai 110.574 orang, atau dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 6,09 persen dari total angkatan kerja di angka 1,815 juta orang. Pendidikan SMA dan SMK menjadi penyumbang pengangguran tertinggi, yaitu mencapai 59.927 orang.
Meski masih tertinggi, tingkat pengangguran lulusan SMA dan SMK menunjukkan penurunan dibandingkan Agustus 2018. Sedangkan TPT pendidikan SD dan SMP meningkat jika dibanding TPT tahun sebelumnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim Anggoro Dwitjahyono mengatakan, saat ini jumlah TPT di Kaltim masih ribuan orang. Namun jika dilihat secara data, jumlahnya terus mengecil. TPT pada Agustus 2019 mencapai 6,09 persen atau sebanyak 110.574 orang, menurun dibanding TPT Agustus 2018 yang sebesar 6,60 persen atau mencapai 114.313 orang.
“Pengangguran di Kaltim masih berasal dari pendidikan SMA dan SMK. Tapi itu merupakan hal yang wajar,” jelasnya. Sebab tidak hanya di Kaltim. Rata-rata setiap daerah lulusan SMA masih menjadi penyumbang pengangguran tertinggi. Pendidikan juga membutuhkan waktu, misal lulusan SMA menjadi lulusan perguruan tinggi. Sehingga wajar jika setiap tahun masih sama.
Butuh waktu tahunan untuk terjadi pergeseran. Banyak pendidikan SMA yang tidak mau bekerja kasar seperti lulusan SD, namun untuk bekerja yang cukup tinggi harus memiliki skill untuk mendapatkan pekerjaan yang baik. “Ini yang membuat SMA masih menyumbang jumlah pengangguran yang tinggi di Kaltim dan juga daerah-daerah lain,” katanya.
Dia mengatakan, paling banyak pengangguran berasal dari SMA reguler. Untuk SMK yang sudah punya keahlian tertentu lebih mudah menemukan pekerjaan.
Untuk mengurangi pengangguran, tambah Anggoro dibutuhkan sektor-sektor padat karya yang bisa dihadirkan oleh pemerintah setempat. Apalagi ketika ada dana-dana seperti dana desa yang dikucurkan untuk peningkatan skill masyarakat desa, tentunya ini bisa mengurangi pengangguran.
“Jika sektor padat karya tumbuh maka pengangguran dapat berkurang. Salah satu yang terdekat yang bisa dilakukan Kaltim adalah membuka keran hilirisasi komoditas unggulan saat ini. Jika hilirisasi berjalan, pengangguran pasti semakin sedikit,” pungkasnya. (ctr/ndu/k15/prokal)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: