Rumor terkait pengaturan skor di Liga 3 akhirnya disikapi kepolisian. Kasus yang disebut-sebut merugikan klub Bontang City FC ini mulai diselidiki awal tahun ini.
BONTANG – Kasus cobaan match fixing atau pengaturan skor mafia bola pada tahapan 32 besar Liga 3 nasional bakal dibongkar aparat kepolisian. Hal ini diungkapkan Kasat Reskrim Polres Bontang AKP Makhfud Hidayat.
Ia menegaskan, penyelidikan kasus ini dimulai awal tahun ini. Langkah pertama ialah memanggil pihak jajaran klub Bontang City FC guna meminta keterangan terkait mekanisme godaan yang ditawarkan mafia bola.
“Kami akan lidik setelah awal tahun baru ini,” kata Makhfud.
Sebelumnya, upaya koordinasi bakal dilakukan ke Polda Kaltim. Tujuannya memperoleh kepastian informasi terkait kasus mafia bola masuk delik aduan atau delik umum.
“Kalau delik umum berarti bisa dari informasi berita yang ditulis Kaltim Post (induk Bontangpost.id). Tanpa harus ada pelaporan,” ujarnya.
Namun, dia menilai, pengusutan kasus ini memiliki dua kendala. Pertama sehubungan dengan lokasi kejadian di luar wilayah hukum. Diketahui, fase 32 besar digeber di Stadion Brawijaya, Kediri dan Stadion Rejoagung Tulungagung bulan lalu.
“Kami belum melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian di sana,” sebut dia.
Tak hanya itu, sifat kasus ini masih berwujud percobaan. Belum terjadi unsur pidana. Terlebih pihak Bontang City FC menolak tawaran yang diajukan mafia bola. Sementara pihak klub pun enggan melaporkan kasus ini ke aparat kepolisian.
Awak media Kaltim Post mencoba menghubungi jajaran manajemen dan pelatih. Namun, tidak ada respons yang diberikan mereka. Ia justru meminta wartawan untuk menghubungi jajaran manajemen lainnya.
“Sementara masih adem ayem ini,” kata perwakilan klub yang enggan disebutkan namanya.
Disinggung mengenai berapa kali pertemuan seluruh komponen tim setelah kegagalan menembus 16 besar, ia hanya berujar, belum ada. Termasuk membahas langkah persiapan menyambut kompetisi selanjutnya. “Masih nihil ini,” singkatnya.
Diberitakan sebelumnya, mafia bola masih merajalela di kompetisi sepak bola Indonesia. Bahkan masuk dalam liga paling bawah sekalipun. Kala, Bontang City FC dipastikan langkahnya untuk lolos ke fase berikutnya sulit.
Ditengarai mafia menawarkan agar klub mengalah di pertandingan terakhir melawan Perseta Tulungagung. Satu golnya dijanjikan Rp 20 juta. Proses komunikasi melalui sambungan telepon dan pesan singkat. Namun, skuat Bontang City FC memilih untuk bermain normal. (*/ak/kri/k16/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: