bontangpost.id – Pesona Masjid Terapung Selambai Loktuan yang menjadi ikon wisata religi di Kota Bontang masih menyedot perhatian masyarakat.
Ahmad, salah seorang pengurus masjid mengatakan sejak diresmikan pada Maret 2022 lalu, ikon wisata religi yang diberi nama Darul Irsyad Al Muhajirin itu terus dibanjiri pengunjung setiap hari.
“Alhamdulillah, setiap hari pengunjung masih banyak. Paling banyak biasanya sore hari,” ucapnya Sabtu (16/9/2023).
Seiring berjalannya waktu, kata Ahmad infrastruktur masjid terapung mulai membutuhkan perhatian. Misalnya saja, beberapa atap terlihat bocor, serta cat masjid yang mulai memudar.
Tak hanya itu, yang paling penting bilang Ahmad adalah kondisi ruang parkir di Masjid Terapung. Sebab, acap kali jemaah masjid harus berebut parkir dengan pengunjung pelabuhan. Apalagi, saat kapal penumpang bersandar. Jemaah masjid kesulitan parkir.
Sejauh pantauan lokasi, jalan menuju Masjid Terapung hanya bisa diakses menggunakan satu arah. Kanan dan kiri jalan juga dipenuhi kendaraan roda empat parkir. Pun, ruang parkir masjid terapung nampak belum tertata rapi.
“Parkiran masjid juga digunakan oleh warga sekitar. Makanya, kalau ada jadwal kapal, parkiran itu penuh. Jemaah kadang juga bingung parkir di mana,” timpalnya.
Kemudian, Ahmad juga menyayangkan wacana pemberian pengaman masjid agar tidak terbentur dengan kapal yang lewat oleh Pemkot Bontang sampai saat ini yang belum terealisasi.
“Ujungnya masjid kan berbentuk perahu. Itu pernah disenggol kapal yang lewat. Saya khawatir kalau tidak cepat dipasang kerusakannya akan semakin parah,” tuturnya.
Pria yang juga Imam masjid terapung itu menjelaskan bahwa sebagai salah satu pengurus ia tidak bisa berbuat banyak untuk membenahi infrastruktur masjid. Sebab kas masjid tidak mencukupi untuk melakukan perbaikan semua infrastruktur.
“Kas masjid dari jemaah itu digunakan untuk membayar imam masjid dan kerusakan kecil masjid. Kalau untuk operasional yang memakan biaya besar ya enggak cukup,” sebutnya.
Semenjak diresmikan, masjid terapung tidak lagi mendapat sentuhan perbaikan infrastruktur. Padahal, secara struktural masjid terapung dinaungi oleh Pemkot Bontang.
Belum adanya surat keputusan (SK) dari Pemkot Bontang menjadi salah satu kendala pihaknya dalam melakukan pembenahan.
“Sebenarnya enggak harus bergantung dengan Pemkot. Tapi, karena belum ada SK kami juga enggak berani untuk mencoba mengajukan bantuan ke perusahan dan sebagainya,” jelasnya.
Ia berharap, pemerintah kembali memperhatikan masjid terapung dan serius mengembangkan wisata religi dengan cara memperbaiki infrastruktur.
“Saya yakin kalau sudah dibenahi pasti lebih banyak pengunjung yang datang. Wisata iconic tapi parkir sulit,” tandasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: