Frustasi dan Sering ‘Ngoteng’
SANGATTA – Chandra (30), pria yang ditemukan dalam kondisi tewas dan mengambang di Sungai Wahau, Desa Muara Wahau, Jumat (12/5) lalu, rupanya adalah sosok pemuda yang frustasi. Bahkan dari keterangan beberapa rekannya, pemuda itu diduga kerap mengkonsumsi campuran obat batuk Komix dan minuman energi Kratingdaeng (koteng) untuk mabuk-mabukan.
Kapolres Kutim AKBP Rino Eko didampingi Kapolsek Muara Wahau AKP Sukirno mengatakan, mayat Chandra pertama kali ditemukan Kepala Desa (Kades) Muara Wahau, sekitar pukul 10.30 Wita. Kemudian Kades Muara Wahau langsung melaporkan kasus penemuan mayat tersebut ke Polsek Wahau.
“Saya mendapat telepon dari pak kades, bahwa ada mayat mengapung di sungai wahau. Setelah mendapat kabar itu, kami langsung ke lokasi dengan membawa beberapa personil dan juga dokter,” katanya menceritakan detik-detik ditemukannya mayat Chandra.
Saat ditemukan, Chandra sudah dalam keadaan tak bernyawa. Tubuhnya membengkak dan mengapung di sungai. “Dari hasil pemeriksaan dokter ahli, mayat tersebut sudah mengambang di sungai selama 3 hingga 4 hari,” katanya.
Selanjutnya pihaknya menambahkan, bahwa korban merupakan pekerja di salah satu perusahaan sawit di Muara Wahau. Dari keterangan rekan kerja korban, empat hari sebelum ditemukan Chandra memang tak masuk kerja.
Berdasarkan rekan kerjanya pula, Chandra diduga sedang frustasi karena bercerai dengan isterinya. Karena itu hampir setiap hari dia terus-terusan mengeluh. Bahkan dia juga kerap mabuk-mabukan dengan meminum koteng.
“Karena selalu mengeluh, dan dari laporan yang kami terima diduga sering konsumsi komix (koteng) itu,” ujarnya.
Sementara itu, dari hasil visum kondisi tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan dan kekerasan di tubuh Chandra. Informasi itu didapatkan langsung dari dokter ahli, yang memeriksa tubuh korban di lapangan.
“Tubuh korban mulus dan tidak ada tanda-tanda memar atau tanda-tanda kekerasan,” terangnya.
Saat dilakukan pemeriksaan untuk mencari identitas korban, polisi menumkan sebuah handphone di dalam saku celana korban. Handphone tersebut ternyata masih bisa digunakan.
“Beruntung HP korban masih dapat berfungsi, dan kami langsung mengecek kontak dalam HP korban. Alhasil kami menemukan beberapa nomor, setelah kami menghubungi salah satunya, ternyata yang kami hubungi itu rekan korban sendiri yang berada di Tenggarong,” sambungnya.
Kendati demikian, sampai saat ini pihak keluarga korban belum bisa dihubungi. Bahkan pihak kepolisian juga sudah berupaya menghubungi keluarga korban yang berada di Pulau Jawa. “Namun belum ada tanda-tanda keluarga korban yang menjawab panggilan kami. Karena jasad korban sudah mengeluarkan bau yang tak sedap, kami pun mengambil langkah untuk menguburkan jasad korban di tempat pemakaman umum Desa Muara Wahau,” pungkas Sukirno. (*/akr)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post