BONTANGPOST.ID – Gajah merupakan mamalia darat terbesar dari famili Elephantidaedan ordo Proboscidea yang memiliki peran dan fungsi yang penting sebagai penyeimbang ekosistem di alam bebas.
Sunarto, Ekolog Satwa Liar WWF Indonesia mengatakan bahwa gajah merupakan mamalia darat yang memiliki kemampuan makan sangat banyak. Namun disitulah sebenarnya peran gajah bagi alam. Satwa pintar bertubuh besar ini mampu memakan hingga 300 kilogram makanan sehari. Seperti halnya tanaman, hutan pun perlu dirawat. Jika pohon-pohon di hutan tidak ada yang memakan, maka akan tumbuh klimaks sehingga tidak produktif bagi satwa yang lain.
Gajah merupakan satwa teritorial yang tidak bisa menetap di satu lokasi. Mereka akan selalu bergerak dalam jalur jelajahnya untuk mencari makan, minum dan lain sebagainya. Ketika melewati hutan, gajah akan membuka lahan untuk memberikan jalan bagi satwa lain. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan ketergantungan antar spesies yang terjadi di alam.
Ketika berjalan, gajah menginjak semak-semak di sekitarnya sehingga banyak bibit tumbuhan yang melekat pada kaki maupun kotorannya. Bibit-bibit tersebut mempunyai peluang untuk tumbuh di sepanjang jalur yang dilalui gajah.
Dilansir dari National Geographic, riset menunjukkan bahwa biji-bijian yang dimakan gajah, jika terbuang lewat kotoran dan tertanam dalam tanah, maka biji tersebut akan tumbuh lebih cepat karena memiliki kelebihan khusus yakni telah diolah oleh sistem pencernaan dari gajah sendiri. Semakin banyak gajah dalam satu kelompok semakin banyak pula peluang bibit-bibit itu untuk tersebar dan tumbuh di dalam hutan.
Mengenal Gajah Sumatera dan Gajah Kalimantan
Gajah Asia atau Elephas maximus memiliki tiga sub spesies yaitu Elephas maximus indicus, Elephas maximus maximus dan Elephas maximus sumatranus. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki dua jenis gajah berbeda sebagai tempat tinggalnya yakni Gajah Sumatera dan Gajah Kalimantan.
Menurut IUCN status konservasi Gajah Sumatera berada diambang kepunahan atau masuk dalam kategori Critically Endangered (CR). Status CR tersebut berkedudukan hanya dua tingkat dari status punah di alam liar dan punah sepenuhnya. Gajah Sumatera adalah salah satu subspesies Gajah Asia yang memiliki nama ilmiah Elephas maximus sumatranus.
Gajah sumatera memiliki ciri khas tertentu dari bentuk fisiknya. Ciri-ciri gajah sumatera secara umum adalah sebagai berikut:
- Bobot gajah sumatera sekitar 3-5 ton dengan tinggi 2-3 meter.
- Kulitnya terlihat lebih terang dibanding Gajah Asia lain.
- Pada bagian kuping sering terlihat depigmentasi seperti flek putih kemerahan. Kuping Gajah Sumatera berukuran lebih kecil dan berbentuk segitiga.
- Hanya gajah jantan yang memiliki gading yang panjang. Sedangkan gajah betina, jika memiliki gading akan cenderung memiliki ukuran yang pendek dan hampir tidak terlihat. Berbeda dengan gajah Afrika dimana jantan dan betina sama-sama punya gading.
- Bagian atas kepala Gajah Sumatera memiliki dua tonjolan.
- Gajah sumatera memiliki 5 kuku di kaki bagian depan dan 4 kuku di kaki belakang.
Selain gajah sumatera, Indonesia juga memiliki gajah kalimantan yang masih digolongkan sebagai Elephas maximus indicus. Namun dalam keterangan lain disebutkan bahwa gajah kalimantan merupakan subspesies tersendiri yang memiliki nama Elephas maximus bornensis. Sama halnya dengan gajah sumatera, gajah kalimantan ditetapkan masuk dalam kategori Critically Endangered (CR) berdasarkan IUCN.
Gajah kalimantan memiliki ciri khas tertentu dari bentuk fisiknya. Ciri-ciri gajah sumatera secara umum adalah sebagai berikut:
- Memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil daripada spesies gajah asia yang lain.
- Gajah kalimantan memiliki tinggi tubuh maksimal 2,9 meter dan berat antara 2,9 ton hingga 4,9 ton.
Kulit berwarna abu-abu dan ditumbuhi rambut-rambut kecil. - Memiliki bentuk kuping bulat yang lebih kecil.
- Memiliki taring yang lebih lurus dan ekor yang panjang.
- Bagian atas kepala memiliki dua tonjolan.
- Memiliki 4 kuku di kaki belakang.
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post