Radar Banjarmasin (grup Bontangpost.id) dua kali mewawancarai Nasruddin. Pertemuan pertama pada 20 November 2019 dan kemudian 29 November. Berikut ini wawancara Radar Banjarmasin, dengan pria yang disebut-sebut sebagai nabi oleh jemaahnya ini.
Radar Banjarmasin: Pengajian seperti apa yang anda ajarkan?
Nasruddin: Saya menjelaskan tentang Alquran yang sebenarnya. Kandungan di dalam Alquran yang tidak banyak diketahui oleh orang lain. Kemudian memberitahukan ajaran Nabi Muhammad yang sebenarnya.
Bahwa beliau (Nabi Muhammad,red) waktu itu, sebenarnya menerangkan kitab Allah yang waktu itu sudah tidak ada orang yang sanggup lagi menerangkannya, sebagaimana saat ini.
Seandainya orang-orang sanggup menerangkan Alquran sesuai dengan yang diterangkan Nabi Muhammad, mungkin tidak memerlukan kitab yang banyak. Mestinya cukup Alquran saja.
Radar Banjarmasin: Seperti apa contohnya?
Nasruddin: Anda harus jadi jemaah dahulu kalau ingin tahu lebih banyak.
Radar Banjarmasin: Isu yang beredar, Anda mengakui diri anda sebagai nabi, apakah betul?
Nasruddin: Iya betul.
(Jawaban tersebut berbeda dengan hasil wawancara penulis pada 20 November lalu. Saat itu, Nasruddin mengatakan bahwa tidak pernah sekalipun mengaku Nabi. Dia hanya mengatakan bahwa dirinya didatangi Nabi Gaib, yang kemudian membisikkan padanya seperti apa yang pernah dibisikkan kepada Nabi Muhammad dan Nabi-nabi terdahulu, red).
Radar Banjarmasin: Jadi, anda mengakui diri sebagai Nabi ke-26 setelah Nabi Muhammad?
Nasruddin: Iya, memang seperti itu. Kenapa saya berani mengatakan seperti itu, akan saya jelaskan.
Contohnya seperti ini, ada orang yang bertindak seperti dokter. Sama saja dia dokter, karena telah bertindak seperti dokter. Jadi, yang namanya Nabi, dalam pengakuan Allah atau dalam pandangan Allah, ialah orang yang menyampaikan Agama Islam.
Siapa yang berani menyampaikan agama Allah, berarti dia itu menyatakan diri sebagai Nabi. Kalau kita mengajarkan agama Allah namun tidak menyatakan diri sebagai Nabi, tetap di sisi Allah kita telah menyatakan diri sebagai Nabi. Karena berani meniru seorang Nabi, berani mengajarkan ayat Allah.
Radar Banjarmasin: Apakah selebaran ini berasal dari anda, kemudian diberikan kepada para jemaah anda? (penulis menyodorkan sejumlah foto selebaran, berisi kalimat baiat jemaah dan persaksian, terjemahan bacaan ketika salat, berikut doanya)
Nasruddin: Iya, betul. Ini saya yang membagikan kepada jemaah.
Radar Banjarmasin: Salat dan azan anda dinilai berbeda karena memakai bahasa Indonesia. Tanggapan anda?
Nasruddin: Gerakan salat kami sama. Cuma bacaannya saja yang berbeda. Semuanya memakai bahasa Indonesia. Begitu pula dengan azannya. Karena kita harus mengerti apa yang dikerjakan. Semua saya dapatkan dari petunjuk Allah.
Radar Banjarmasin: Umur berapa saat anda mendapat petunjuk?
Nasruddin: Saya saat itu umur 27 tahun.
Radar Banjarmasin: Sejak kapan anda punya pengikut atau jemaah?
Nasruddin: Sejak umur 40 tahun, seusai saya menyendiri selama 13 tahun. Di tahun ke-14 saya mulai didatangi orang yang hendak belajar.
Radar Banjarmasin: Apakah bangunan ini (penulis menyodorkan foto sebuah bangunan beton yang berada di areal pesawahan, tak jauh dari kediaman Nasruddin) yang menjadi tempat anda menyendiri. Dari informasi yang saya dapatkan, bangunan ini juga menjadi tempat anda melakukan salat Jumat bersama para jemaah?
Nasruddin: Iya. Tapi, dahulu hanya saya sendiri yang memakai bangunan itu. Namun sekarang, yang namanya guru, kemana pun saya pergi ya diikuti murid.
Radar Banjarmasin: Bisa diceritakan bagaimana proses anda bisa mendapatkan petunjuk, hingga mengajarkannya kepada orang lain?
Nasruddin: Yang perlu diketahui, semua yang kuceritakan ini ada di dalam Alquran. Sedangkan Alquran ini dirahasiakan oleh Allah. Hanya bisa diketahui bila orang itu bersedia ditaubatkan. Jadi jika ada yang bertanya tentang Alquran, maka langkah awal harus siap untuk ditaubatkan. Ini persyaratan mutlak untuk mengetahui alquran yang sebenarnya.
Jadi, dahulu, di umur saya 27 tahun, itu bertemu dengan seorang guru yang dianggap berbeda dengan guru kebanyakan. Dia benar-benar mengajarkan supaya kita berpikir. Saya ikuti pengajiannya. Setelah saya ikuti, saya merasa guru tadi begitu baiknya mengarahkan agar akal saya benar-benar berdiri.
Namun sayangnya, orang-orang malah menyalahkan guru tadi. Saya datangi orang yang menyalahkan, saya tanyakan kenapa mereka menyalahkan guru saya. Tapi mereka tidak dapat menjelaskannya. Sejak itu, saya pun jadi bingung, mengapa sampai jadi saling salah menyalahkan. Di saat saya kebingungan itu datang petunjuk Allah.
Radar Banjarmasin: Siapa guru ini, dimana dia tinggal?
Nasruddin: Saya lupa, tidak tahu sekarang guru itu ada di mana. Tapi, ketika saya sudah mendapatkan petunjuk, saya juga mendatangi guru saya tadi. Ternyata, guru saya juga tidak bisa menjawab.
Radar Banjarmasin: Berapa lama anda berguru?
Nasruddin: Tidak lama, tidak sampai setahun.
Radar Banjarmasin: Bagaimana setelah anda mendapatkan petunjuk tadi?
Nasruddin: Akhirnya saya jadi tahu, bahwa ternyata guru saya tadi keliru. Cuma bagusnya, guru saya tadi bisa membuat pikiran saya jadi terbuka. Ketika saya dapat petunjuk dari Allah, saya didatangi seseorang secara gaib, yang mengajarkan saya beberapa hal hingga mengatakan bahwa saat ini umat sedang berada di kuasa Dajjal. Selama 13 tahun kemudian, saya baru sadar bahwa yang mendatangi saya adalah Nabi Gaib.
Radar Banjarmasin: Bagaimana Nabi Gaib itu datang, apakah melalui mimpi atau datang di alam nyata?
Nasruddin: Dalam mimpi ada, secara nyata ada. Sehingga saya mengerti sekali tentang Alquran hingga makna-maknanya yang tersembunyi.
Radar Banjarmasin: Berapa total jemaah anda?
Nasruddin: Sekitar 40-an. Saya menangani orang-orang yang ingin bertaubat. Jemaah datang dari berbagai daerah. Ada juga di HST.
Radar Banjarmasin: Pernahkah ada jemaah yang berhenti mengikuti pengajian anda?
Nasruddin: Ada dua orang. Tapi, mereka keluar bukan karena tidak kuat ikut pengajian. Melainkan, karena desakan keluarga mereka yang tidak menyetujui mereka untuk ikut pengajian saya.
Radar Banjarmasin: Apakah anda mengajak orang-orang untuk menjadi jemaah?
Nasruddin: Tidak, saya tidak pernah mengajak orang. Mereka datang sendiri ke rumah ini.
Radar Banjarmasin: Pernah membuka pengajian di tempat lain?
Nasruddin: Tidak pernah, hanya di sini (Desa Kahakan,red) saja.
Radar Banjarmasin: Bagaimana proses pengangkatan jemaah?
Nasruddin: Mereka saya berikan penjelasan terlebih dahulu. Tentang keadaan umat dan saya minta persyaratan, agar akal jangan ditinggal. Karena kebenaran itu berdirinya di akal. Bila tidak masuk di akal, jangan diterima.
Kemudian, prosesnya, mereka harus disadarkan dahulu bahwa saat ini mereka berada di posisi buta. Jadi, mereka harus dibukakan, agar bisa melihat bahwa jalan yang selama ini mereka ketahui ternyata salah.
Setelah mereka mengetahui kesalahannya, apakah dia mau baik, mau kah dia mengakui kesalahannya dan bartaubat. Bila mau, maka nyatakan lah pertaubatan. Tapi sebelum menyatakan pertaubatan, saya akan mengenalkan diri terlebih dahulu, dengan berpesan bahwa jangan lah mereka langsung mengikuti saya, pastikan terlebih dahulu saya ini orang dari Allah atau bukan.
Setelah mereka meyakini ternyata benar-benar dari Allah, maka mereka pun mengangkat saya sebagai guru. Sama seperti anda datang ke sini untuk mendapatkan informasi, harus mengenalkan diri terlebih dahulu.
Radar Banjarmasin: Apakah istri dan anak anda juga mengikuti ajaran anda?
Nasruddin: Iya.
Radar Banjarmasin: Anda pernah belajar di pondok pesantren?
Nasruddin: Saya tidak pernah belajar di pesantren. Saya hanya sekolah Pendidikan Guru Agama (PGA) selama 6 tahun. Jadi, saya tahu sekali bentuk Islam yang ada. Kemudian, datang dari penjelasan-penjelasan gaib bahwa umat sekarang ini keliru. Saya ingin kuliah, tapi Allah berkehendak lain.
Radar Banjarmasin: Kapan jadwal anda membuka pengajian?
Nasruddin: Senin malam dan Jumat malam.
Radar Banjarmasin: Anda diisukan kerap membagikan bantuan sembako kepada warga desa dan orang-orang yang tidak mampu, agar pengajian anda tetap berjalan dan warga setempat bisa memaklumi. Tanggapan anda?
Nasruddin: Itu keliru. Saya hanya sesekali membagikan bantuan sembako kepada jemaah saya saja.
Radar Banjarmasin: Dari mana dananya anda dapatkan?
Nasruddin: Dana pribadi.
Radar Banjarmasin: Apa yang sekarang ini jadi keinginan anda. Khususnya setelah Pemerintah daerah, MUI HST, beserta aparat penegak hukum menetapkan bahwa pengajian anda harus dihentikan dan anda juga dianggap menistakan agama?
Nasruddin: Saya ingin, agar kami dibiarkan menjalankan ibadah kami. Karena kami tidak pernah mengganggu, apalagi bertindak anarkis. Kemudian, jangan cepat memvonis ajaran saya sesat hingga menistakan agama. Mari kita berdiskusi dahulu di sebuah forum terbuka yang dihadiri orang banyak. Bukan di forum tertutup. Agar saya bisa menerangkan tentang ajaran ini. (prokal)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post