bontangpost.id – Masuknya Malahing dalam 75 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) membawa dampak positif untuk menarik wisatawan ke Kota Taman. Pasalnya, penilaian yang akan dilakukan untuk ADWI juga bermuara pada pembenahan fasilitas publik dan pengembangan sumber daya lokal.
Ketua RT 30 Kampung Malahing Nasir mengatakan bahwa masuknya Malahing dalam nominasi ADWI membuat nama Kampung Malahing melejit.
“Sekarang jadi lebih dikenal. Kemarin itu kan pengumumannya (ADWI) mendekati Ramadan. Jadi perbedaan jumlah wisatawan juga belum bisa diperkirakan. Tapi sekarang sudah mulai banyak yang reservasi untuk Lebaran nanti,” Kata Nasir saat dihubungi redaksi bontangpost.id, Selasa (11/4/2023).
Pun ia menyebut bahwa pembenahan fasilitas masih terus dilakukan. Dengan demikian, banyak pihak-pihak yang turut memberikan perhatiannya.
“Kami benahi lagi cottage-cottage dan fasilitas lainnya. Seperti tempat sampah di dekat cottage juga kami ganti menjadi lebih besar. Insyaallah, ketersediaan air juga akan kami pantau,” tutupnya.
Sementara itu, Lurah Tanjung Laut Indah Nurfaidah mendukung penuh Malahing sebagai cikal bakal destinasi wisata Bontang yang menjanjikan.
“Ini enggak lepas dari kontribusi berbagai pihak, terutama dari PT Pupuk Kaltim. Karena yang mencanangkan dan membina sejak awal adalah mereka (PKT). Kami dampingi dan lakukan pengarahan, terutama untuk sumber daya manusianya,” terangnya.
Nurfaidah mengharapkan eksistensi Malahing bukan hanya sebatas pada 75 besar ADWI. Namun juga untuk pengembangan berkelanjutan. “Bukan cuma fasilitas, saya juga berharap ada ciri khas yang membedakan dari wisata Bontang yang lain. Kalau bisa lolos lagi ya, Alhamdulillah,” tandasnya.
Masuknya Malahing dalam 75 nominasi desa wisata terbaik dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI), membuat sejumlah persiapan mulai dilakukan oleh Pemkot Bontang dan CSR perusahaan untuk menyambut kedatangan tim juri serta Menteri Kemenparekraf.
Kepala Dispopar Bontang Ahmad Aznem mengungkapkan bahwa momen tersebut merupakan kesempatan emas bagi Kota Bontang untuk mengenalkan pariwisata Bontang di kancah nasional.
Ia menampik bila kesempatan emas itu hanya dijadikan momentum untuk masuk nominasi 10 besar saja. Malahan, menurutnya sebagai langkah awal bagi pemerintah Kota Bontang untuk memperbaiki dan mengembangkan Malahing sebagai objek wisata yang memiliki potensi menjanjikan. Sehingga pengelolaan dan pembenahan dilakukan secara berkesinambungan.
“Pengembangan fasilitas terus berkelanjutan. Ini bukti serius kami ingin membangun Malahing sebagai desa wisata,” ucapnya saat dikonfirmasi.
Keseriusannya mengelola Malahing dalam jangka panjang, dibuktikan dengan rencana pihaknya mengajukan anggaran di APBD Perubahan tahun ini untuk membenahi sejumlah fasilitas. Terkait nominal, Aznem mengaku baru akan dibahas bersama Sekretaris Kota Bontang.
Nantinya, anggaran tersebut akan digunakan untuk membenahi dermaga kapal, spot foto, menambah cottage, dan mengembangkan SDM warga Malahing. Yang nantinya akan mencetak pengetahuan wisata warga Malahing kepada setiap pengunjung atau wisatawan.
“Nantinya akan kami libatkan perusahaan juga. Pokoknya akan kami anggarkan tahun ini lah,” timpalnya.
Terpisah, Person In Charge (PIC) Program CSR Better Living in Malahing Pupuk Kaltim Irma Safni mengungkapkan bahwa pihaknya fokus mengelola Malahing sejak 2017 lalu.
Sejak saat itu, berbagai pembenahan terus dilakukan secara berkala. Utamanya dalam 5 aspek. Yakni ekonomi, kesehatan, lingkungan, infrastruktur, dan pendidikan. Tujuannya, menjadikan kehidupan masyarakat Malahing menjadi lebih baik.
“Dengan tujuan itu kami ingin membenahi berbagai aspek. Memberdayakan potensi alam juga SDM. Sebab, arahnya nanti kami ingin Malahing bisa menjadi wisata yang mandiri,” bebernya.
Program yang diluncurkan dari perusahaan BUMN kepada kampung binaannya pun beragam. Mulai dari pemberdayaan nelayan rumput laut, pelatihan pengelolaan tanaman hidroponik, pembuatan tanaman dan buah dalam pot, pelatihan pengelolaan produk rumput laut dan sebagainya.
Sedangkan sisi infrastruktur, pihaknya melakukan pembenahan musala, pembangunan cottage, balai pertemuan umum, restoran, renovasi gedung SD, pembangunan toko, perbaikan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), dan masih banyak lagi.
Kalau ditotal, biaya yang dikucurkan selama lima tahun untuk kampung di atas air itu sekira Rp 1 miliar lebih. Selanjutnya, usai penilaian ADWI kata Irma Malahing tidak lagi menjadi mitra binaan. Sebab, saat ini masyarakat Malahing sudah bisa berkembang mandiri.
Ia berharap, dengan bantuan CSR perusahaan bisa menambah pendapatan masyarakat Malahing sebagai desa wisata.
“Harusnya 2022 kemarin Malahing sudah kami (PKT) lepas. Karena kami merasa Malahing sudah siap dan berkembang. Karena ada penilaian nasional makanya kami berencana menyelesaikan ini dulu,” imbuhnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: