bontangpost.id – Penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) imbas pandemi Covid-19 mulai dilakukan oleh sejumlah kelurahan. Termasuk bagi kelurahan yang terdapat kawasannya di pulau pesisir. Skemanya pun penerima wajib datang ke kantor kelurahan untuk mengambil bantuan itu.
Lurah Tanjung Laut Indah Muhammad Adnan mengatakan, ada 12 kepala keluarga (KK) penerima BLT di Pulau Malahing. Pendistribusian dilakukan serentak di kantor kelurahan karena mereka setiap hari menuju daratan besar untuk mengambil air.
“Jadi sekalian mereka datang ke sini untuk mengambil,” kata Adnan.
Sebenarnya sembako dapat diambil di lokasi tersebut. Sayang, di pulau tersebut tidak ada toko yang bersedia sebagai penyuplai sembako BLT. Jadwal pendistribusian untuk Pulau Malahing berlangsung selama tiga hari. Mulai 9-11 Juli. Namun terdapat tambahan waktu sebagai masa sanggah.
“Ini diputuskan untuk mengakomodasi penerima yang tidak berada di tempat saat jadwalnya,” ucapnya.
Penerima BLT di Pulau Malahing mendapatkan uang tunai Rp 200 ribu, 15 kilogram, 1 piring plus 10 butir telur, 2 bungkus garam, dan 2,5 kilogram gula pasir.
Selain Pulau Malahing, penerima BLT yang berdomisili di Gusung pun wajib datang ke Kantor Kelurahan Guntung. Lurah Guntung Ida Idris menyebut penerima BLT di kawasan itu mencapai 18 KK. Tetapi, jika penerima dalam kondisi sakit maka petugas wajib mengantarkan ke rumahnya.
“prosedurnya seperti itu. Ada dalam juknis terkait BLT ini,” kata Ida.
Di Guntung, penerima akan 15 kilogram beras, 2 kilogram gula, 1 bungkus garam, dan 1 piring telur. Penyalurannya terakhir jatuh pada Senin (13/7/2020) mendatang.
TAK ADA ANGGARAN TRANSPORTASI
SKEMA berbeda di dua kawasan pesisir masuk dalam Kelurahan Bontang Lestari. Meliputi Pulau Selangan dan Tihi-Tihi. Lurah Bontang Lestari Usman memaparkan, untuk paket sembako dibagikan di pulau masing-masing. Mengingat pembelian isi sembako pun di toko kedua pulau itu.
“Karena jaraknya jauh maka dipasok oleh toko di Selangan dan Tihi-Tihi. Jadi yang membagikan ialah Ketua RT,” kata Usman.
Berkenaan dengan harga tentunya terdapat perbedaan. Akan tetapi masih masuk dalam acuan rentan harga hasil survei dinas terkait.
“Kalau di pulau pesisir pasti mengambil rentang harga tertinggi. Karena untuk belanja pedagang harus menggunakan dua moda transportasi laut dan darat,” bebernya.
Namun uang tunai sejumlah Rp 200 ribu bagi tiap penerima diambil di kantor kelurahan. Pertimbangannya ialah anggaran petugas untuk menuju dua lokasi itu tidak ada. Pasalnya, untuk menuju ke lokasi itu harus menggunakan moda transportasi laut.
“Dijadwal awal pekan ini,” ujar Usman.
Jumlah penerima BLT di Selangan yakni 18 kepala keluarga. Sementara untuk penerima di Tihi-Tihi lebih banyak yaitu 47 kepala keluarga. Adapun isi paket sembako berupa 15 kilogram beras, 1 kilogram gula pasir, 1 piring telur, 2 bungkus garam, dan 1 kilogram bawang putih. (*/ak/rdh/kpg)
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Saksikan video menarik berikut ini:
Komentar Anda