SAMARINDA – Perbedaan mencolok dapat dilihat secara kasatmata. Taman Samarendah semakin benderang dengan adanya menara hias dan ornamen air mancur dihiasi patung kuda. Sedangkan Museum Budaya belum jelas kapan dibuka untuk umum. Padahal, pemkot telah jauh hari menargetkan tahun ini museum itu harus diresmikan.
Sehingga, tidak ada alasan keterbatasan anggaran. Ini disampaikan Wali Kota Samarinda, Syaharie Jaang. Jika ada pejabat tidak menganggarkan untuk kelengkapan Taman Samarendah, artinya tidak paham apa yang ada di pikirannya. “Harusnya lapor ke panitia anggaran (TAPD dan Banggar). Kalau tidak diakomodasi, lapor wali kota,” tegasnya.
Menurutnya, ruang terbuka hijau (RTH) berupa taman dan Museum Samarendah hingga kini masih dipertentangkan. Politikus Demokrat ini mengaku sudah berjanji pada para alumni SMP 1 dan SMA 1. Untuk membuka museum pertama di Samarinda tahun ini. “Kan akan menjadi pusat informasi kedua sekolah (SMP 1 dan SMA 1). Dan sejarah Samarinda,” kata dia.
Jaang meradang. Target peresmian yang direncanakan bersamaan Hari Jadi Kota Samarinda, 21 Januari justru tak terlaksana. Dia pun meminta kepada pihak penyusun anggaran untuk mengakomodasi anggaran yang diperlukan. Guna menuntaskan apa-apa saja kekurangan pada museum tersebut.
“Kan perabotan dan interior di dalam museum perlu dilengkapi. Jangan diabaikan. Saya bisa saja non-job-kan pejabat bersangkutan. Nanti akan saya evaluasi,” tegas Jaang.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Samarinda, Dadang Airlangga mengatakan, dalam APBD murni tahun ini, pihaknya tidak mendapat anggaran untuk perawatan museum tersebut. Padahal, museum itu sempat disorot lantaran mengalami kerusakan pada plafon.
“Kami akan ajukan pada APBD perubahan Rp 100 juta. Namun akan dibahas. Apakah ini tanggung jawab kami atau Dinas Kebudayaan (Disbud). Harus disinkronkan,” tutup Dadang.
Diwartakan sebelumnya, museum pertama di Samarinda ini sudah diresmikan awal tahun lalu. Meski begitu, unsur budaya yang akan diletakkan pada museum yang menelan anggaran Rp 9,5 miliar ini belum dilengkapi. Saat diresmikan, yang terpampang hanya foto-foto tentang sejarah Samarinda.
Museum Samarendah disebut gagal launching. Sebab, Dinas Kebudayaan (Disbud) Samarinda belum melengkapi perabotan yang ada di dalamnya. “Belum bisa dibuka. Isinya masih kurang, termasuk peralatan elektroniknya,” ujar Kadisbud Samarinda, Abdul Azis.
Bahkan, masih ada beberapa barang bersejarah yang belum terpenuhi. Selain itu, mengenai miniatur SMA 1 dan SMP 1 perlu dianggarkan lagi. Pasalnya, tahun ini tidak mendapat anggaran. Sehingga, tidak semua permintaan untuk mengisi museum dapat dipenuhi. “Saya juga tidak ingin menyalahkan. Saya harap diperhatikan,” kata dia.
Pada 2017, pemkot telah menghabiskan Rp 1 miliar untuk desain interior, foto, perangkat elektronik. Sedangkan pada 2018, nominalnya sama. Yakni Rp 1 miliar. Untuk pengadaan lukisan, konsultan, dan komputer. Sedangkan tahun ini, hanya Rp 300 juta. Digunakan untuk keperluan launching, maket SMP 1, alat tenun, dan alat kesenian. (*/dq/rsh/k15/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: