JAKARTA— Sebagai petugas KBRI Suriah, Holik bukannya membantu warga negara Indonesia. Justru diduga kongkalikong dengan agen TKI ilegal untuk menjerumuskan EH ke lembah kejahatan. Perempuan asal Tangerang itu mengaku dipaksa Holik kembali ke agen, kendati tidak dibayar oleh majikan. Belakangan, karena kembali ke agen itu EH mengalami perkosaan oleh majikannya.
Kemarin EH menceritakan kisah nestapanya di kantor Bareskrim. Walau mengenakan topeng, tidak bisa menutupi matanya yang berkaca-kaca. EH menuturkan, awalnya ditawari oleh Abdul Halim untuk bekerja di Riyadh, Arab Saudi. Gajinya Rp 5 Juta. ”Saya terima, karena cari kerja di sini tidak dapat-dapat,” ujarnya.
Setelah diberikan uang fee, EH dikirim ke Turki dengan rute Malaysia-Dubai- Turki. Dari turki ini AH ditampung bersama tujuh pekerja migran asal Indonesia lainnya. ”Saya akan dikirim ke Sudan untuk menuju Suriah,” tuturnya.
Selama bekerja tiga bulan di Suriah, EH sama sekali tidak digaji. Kondisi itu membuatnya memutuskan kabur ke KBRI Suriah. Namun, ternyata nasibnya lebih malang. Seorang petugas bernama Holik justru mencaci makinya. ”Saya dikatain, kalau gak dapat gaji, yang penting tubuh sehat,” urainya.
Bahkan, saat EH meminta dipulangkan ke Indonesia, Holik justru memintanya membayar USD 8 ribu dollar untuk mengganti uang yang dikeluarkan agen selama ini. ”Kamu ingin pulang, bisa gak ganti uangnya,” ujar EH menirukan Holik.
Bahkan, Holik juga menyebut-nyebut nama presiden Jokowi saat pembicaraan itu. ”Kepada saya, Holik sebut Jokowi sudah capek ngurusi orang kayak kamu,” paparnya sembari tersedu-sedu.
Akhirnya, Holik membawa EH ke agen TKI ilegalnya. Di tempat agen tersebut, EH dipukuli oleh sejumlah orang dan tidak diberikan pekerjaan selama sebulan. ”saya lalu diberikan kea gen lain di Iraq,” tuturnya.
Agen di Iraq itu mempekerjakan EH di rumah Siruwakan Hajid. Nasib tragisnya kembali terjadi. EH diperkosa oleh anak majikannya sebanyak tiga kali. Lalu, dia dituduh mencuri dan dibawa ke kantor polisi oleh majikannya. ”Padahal, saya tidka melakukan apapun,” ungkapnya.
EH harus merasakan dinginnya sel tahanan selama sebulan, kondisi itu membuatnya melakukan percobaan bunuh diri. ”Tapi, saya malah selamat,” tutur perempuan berjilbab tersebut.
Saat berada di dalam rumah tahanan itu pula, EH baru mengetahui dirinya hamil. Setitik harapan muncul saat International Organization of Migration (IOM) membantu dan menghubungi KBRI Iraq. Akhirnya, EH dibebaskan dengan jaminan. ”Saya tidak akan mengalami ini kalau pak Holik itu tidak mengirim saya kembali ke agen,” tuturnya. (idr/jpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post