Pekerja Lokal Tak Penuhi Target, DPRD Bontang Minta Wika Pulangkan Pipe Fitter Luar

AH dan anggota DPRD Bontang melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi pabrik amonium nitrat di kawasan Kaltim Industrial Estate (KIE)

bontangpost.id – DPRD Bontang melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi pabrik amonium nitrat di kawasan Kaltim Industrial Estate (KIE). Legislator menyorot perekrutan tenaga kerja lokal di proyek tersebut.

Rombongan dipimpin Wakil Ketua DPRD Bontang Agus Haris (AH). Dihadiri anggota DPRD Irfan, Raking, Ridwan, Abdul Samad, Sutarmin, dan Abdul Haris. Kedatangan mereka disambut Manager Proyek PT Wika Hadi Prasetyo.

Sempat ada adu argumen antara AH dengan pekerja bagian keselamatan. Karena rombongan tidak mengenakan alat pelindung diri (APD). Namun akhirnya tetap diizinkan masuk areal proyek. Berikut gambaran sidak tersebut.

AH: Kami ingin menanyakan jumlah pekerja lokal yang ada di proyek ini? Sistem perekrutannya seperti apa? Apa benar ada sistem borongan?

Hadi Prasetyo: Sejak awal proyek ada 43 rekanan. Lokal dan interlokal (berdasarkan data yang dipegang Dinas Ketenagakerjaan Bontang, terdapat 44 rekanan, 10 di antaranya perusahaan luar Bontang). Total ada 822 tenaga kerja lokal, dan 288 luar daerah.

Memang benar ada sistem borongan. Ada dua mandor yang bekerja. Mandor Ardiansyah dulu pernah (membawahi) 11 pekerja, sekarang sisa 6. Mandor Yopi (membawahi) 32 orang. Sistem borongan untuk mempercepat proses. Tapi kalau memang tidak boleh, kami akan evaluasi. Perekrutan melalui perusahaan lokal dan melapor ke Disnaker.

DPRD Bontang melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi pabrik amonium nitrat di kawasan Kaltim Industrial Estate (KIE)

Irfan: Bagaimana dengan sistem borongan, apa punya BPJS? Mereka memang benar kontraktor, karena kedekatan, atau intervensi?

Hadi Prasetyo: Kami mewajibkan setiap subkontraktor memberikan BPJS. Untuk sertifikasi, kami beberapa kali melakukan pelatihan. Perekrutan kami mengacu pada Perda Nomor 10/2018 yang mencakup seluruh Bontang, bukan cuma bufferzone.

AH: Benar begitu (mengacu perda), tapi tetap harus ada prioritas terhadap warga lingkungan sekitar perusahaan. Jangan diabaikan mereka.

Raking: Ada kebohongan, karena sebelumnya disampaikan tidak ada pekerjaan borongan? Kenapa mendatangkan welder dan pipe fitter dari luar, padahal Bontang punya? Kalau gaji bisa dibicarkan.

Hadi Prasetyo: Ini baru dipakai (sistem borongan), sebelumnya tidak ada.

Abdul Haris: Perlu ada perbaikan perekrutan yang dilakukan Wika. Pengangguran di Bontang banyak.

Ridwan: Kondisi sekarang seperti 1970an, tidak ada orang lokal yang jadi supervisor. Padahal sekarang sudah banyak yang mampu, termasuk welder dan pipe fitter. Sekarang Wika malah ambil 20 pipe fitter dari luar.

Hadi Prasetyo: Kami merekrut 20 orang untuk mengejar produktivitas. Tenaga kerja yang ada belum memenuhi target 20 inchi per hari. Paling banter 12 inchi per hari.

Ridwan: Kalau hanya 20 inchi itu pasti sampai. Yang penting welder bagus. Laporan pekerja karena mereka kadang hanya setengah hari kerja. Kalau material lengkap dan tidak sampai 20 inchi, pecat saja.

Hadi Prasetyo: Kami akan evaluasi kembali, karena target pekerjaan selesai akhir tahun ini.

Irfan: Bisa dilihat dari daily record. Bisa jadi karena ada miskomunikasi antarpekerja, material, dan skill pekerja sendiri.

AH: 20 orang itu pulangkan saja. Pipe fitter di Bontang itu bisa mengerjakan.

Amir Tosina: Kami ini juga berasal (pernah bekerja) proyek pabrik. Jadi paham dengan pekerjaan seperti ini.

Sutarmin: Harus ada pembenahan. Kalau terjadi gejolak, akan mengganggu Wika sendiri. (*)

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Exit mobile version