BONTANG – Wakil Ketua Komisi III Suhut Harianto mengusulkan setiap pembangunan tempat ibadah di Bontang mengunakan skema multiyears contract (MYC). Agar tidak terhambat dengan aturan hibah bantuan sosial yang tidak diberikan tiap tahun.
Sementara yang terjadi, di Bontang banyak pembangunan masjid terkendala aturan hibah. Seperti halnya di Masjid Nurul Ittihad, Rawa Indah. Karena pembangunannya belum selesai, para jemaah pun melaksanakan salat di jalanan untuk sementara. “Pemerintah kalau memberi bantuan sering tidak tuntas penyelesaiannya. Kasihan masyarakat ibadahnya tidak nyaman,” tegas Suhut, saat meninjau pembangunan Masjid Al-Ittihad, Kelurahan Api-Api, Kamis (8/11).
Jika lantai dasar Masjid Al-Ittihad bisa digunakan jemaah untuk salat, beda halnya dengan Masjid Nurul Ittihad Indah yang sama sekali tak bisa dipakai. “Saya minta dinas terkait juga lebih tegas ke kontraktor. Makanya soal concrete yang sistem lunas harus dikawal,” katanya.
Para kontraktor pun, jangan mengharap uang muka dari pemerintah. Karena, sebutnya, kontraktor memiliki akses untuk meminjam ke bank.
Ditambahkan Ketua Komisi III, Rustam mengatakan legislator masih mencari celah agar dana hibah bisa terus diberikan setiap tahun. Atau meminta petunjuk dari Badan Pemeriksa Keuangan. “Sebab ada beberapa yang mendapat hibab terus menerus,” ungkapnya.
Takmir Masjid Al-Iitihad, Zaenal Muttaqien mengaku kecewa lantaran bantuan pembangunan masjid dari pemkot tidak mencakup keseluruhan atap masjid. Menurutnya atap menjadi hal yang sangat penting dalam membangun masjid. Tak hanya itu, dirinya beserta warga sekitar pun berharap agar masjid ini rampung secepatnya sehingga dapat dipergunakan pada Ramadan mendatang.
Diketahui bahwa Masjid Al-Ittihad mendapat kucuran Rp 419 juta dalam bentuk hibah barang. Anggaran tersebut meliputi struktur, kolom, atap, dan kubah. Sejak kontrak September lalu, progresnya baru 39 persen. Pembangunan masjid terhambat material yang harus ikut daftar tunggu. Namun pihak kontraktor meyakini pembangunan bisa selesai. “Kami sempat stagnan karena kelangkaan material,”kata Dedi, Wakil Direktur CV Sulfa Indah Mandiri, selaku kontraktor. (mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: