bontangpost.id – Semula 39.477 pelajar di Kota Taman bakal mendapatkan bantuan paket kuota internet gratis pada 1 September. Namun hingga kini masih urung terlaksana. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) membenarkan kondisi tersebut.
Kepala Disdikbud Akhmad Suharto mengatakan saat ini pihak provider masih berupaya menyuntikkan volume paket internet ke nomor telepon penerima. Ia meminta masyarakat untuk bersabar. “Karena jumlahnya banyak jadi provider minta waktu,” kata pria yang akrab disapa Harto ini.
Dia menargetkan Senin (7/9) sudah efektif dapat digunakan bantuannya. Menurutnya ada potensi penyaluran dilakukan secara bertahap. Entah berdasarkan lokasi maupun sekolahnya.
“Bisa juga sebagian kini sudah masuk tetapi yang lainnya belum,” ucapnya.
Ia membantah jika dikaitkan dengan belum ada ikatan kerja sama. Mengingat kedua belah pihak telah melakukan proses launching pada 24 Agustus silam. Berkenaan dengan data pelajar yang tidak mempunyai kartu SIM sama dengan provider yang diajak kerja sama, Disdikbud pun meminta bantuan ke pihak tersebut. Melalui program CSR-nya.
“Jumlahnya sekira 1.000 pelajar. Ini tidak tertuang dalam SPK. Kami memohon CSR-nya bisa turun,” terangnya.
Nantinya tiap penerima mendapatkan 8 gigabita. Kuota itu hanya bisa digunakan untuk aplikasi video telekonferensi. Paket dikucurkan tiap bulan untuk mendukung skema pembelajaran jarak jauh (PJJ). Rinciannya penerimanya ialah jenjang SD 19.011 siswa, SMP 8.337 siswa, MI 1.144 siswa, dan MTs 985 siswa.
Sebelumnya diberitakan, pihak sekolah masih menunggu penyaluran tersebut. Mereka tidak mengetahui mengapa ada keterlambatan pendistribusian bantuan. “Kapasitas kami tidak tahu mengenai masalahnya apa,” ucap Kepala SMPN 1 Riyanto.
Selama ini, SMPN 1 Bontang masih menggunakan sistem manajemen pembelajaran yang dimiliki. Sehingga tidak terpengaruh dengan belum didistribusikannya bantuan paket kuota internet.
Senada, Kepala SD 011 Bontang Selatan Koriyatin membenarkan belum masuknya paket kuota bagi pelajar di satuan pendidikannya. Akan tetapi, Rabu (2/9) sekolah diminta untuk menghubungi provider. “Kami masih PJJ seperti biasanya. Mereka umumnya mengandalkan paket milik orangtuanya,” ujar Koriyatin.
Mekanismenya, pembelajaran berbentuk soal maupun video dikirimkan melalui grup Whatsapp paguyuban kelas. Sementara untuk pembelajaran video telekonferensi hanya digunakan minimal sekali sepekan. Mengingat keperluan itu cukup menguras kuota internet. (*/ak/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: