bontangpost.id – Tingginya angka stunting menjadi perhatian Pemkot Bontang. Pada akhir 2023 nanti, ditargetkan jumlahnya menurun hingga berada di angka 14 persen. Besaran itu sesuai dengan target nasional yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.
Dikatakan Wawali Bontang Najirah, salah satu langkah yang diambil adalah dengan menerapkan orangtua asuh. Sasarannya adalah para kepala OPD. Ditargetkan, setiap kepala OPD bisa menjadi orangtua asuh bagi 10 anak.
“Kami juga berkolaborasi dengan perusahaan. Sehingga CSR bisa dialokasikan untuk penanganan stunting,” ujar Najirah.
Strategi itu, kata Najirah, diyakini efisien untuk menekan stunting. Dengan catatan, semua pihak bekerja sama. “Pemkot juga menganggarkan sekira Rp 62 miliar agar bisa mengatasi masalah stunting. Anggarannya tersebar di delapan OPD,” terangnya.
Meski begitu, pemkot lebih dulu akan mendata secara riil jumlah penderita stunting. Mengingat tidak semua orangtua memeriksakan anaknya. “Kalau sudah dapat data pastinya, program itu bisa dijalankan,” ungkapnya.
Untuk diketahui, pemkot sebelumnya merilis penderita stunting di Bontang sebesar 21 persen. Jumlah itu menurun 2 persen dari 2021. Dengan hanya memiliki tiga kecamatan, jumlah itu dinilai tinggi.
“Ada waktu delapan bulan untuk menyelesaikan permasalahan ini. Semoga bisa memenuhi target nasional,” pungkasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: