BONTANG – Anggota DPRD Bontang, Bakhtiar Wakkang berharap pemerintah memberi sedikit kelonggaran bagi umat muslim untuk melaksanakan salat idulfitri berjemaah di masjid atau tempat-tempat terbuka lainnya.
Dia menjelaskan sejumlah poin yang membuat Pemkot Bontang dapat mempertimbangkan harapan tersebut.
Hal utama, tentu saja, karena merayakan salat id berjemaah di masjid atau ruang terbuka lainnya merupakan puncak kemenangan bagi umat muslim usai menjalani ibadah puasa Ramadan sebulan penuh.
Kemudian soal Covid-19 di Bontang yang menunjukkan tren menurun dan membaik. Kata Bakhtiar Wakkang, pemerintah tentu tidak boleh lengah. Namun bagaimana pun, kondisi Bontang jauh lebih baik ketimbang daerah lain yang berani salat id meski kondisinya lebih buruk. Katakanlah, Balikpapan.
Ada pula harapan dari masyarakat yang 2019 lalu harus melewatkan salat id karena rumah yang dihantam banjir.
“Salat id berjemaah di masjid ini sangat didambakan masyarakat,” kata pria yang akrab disapa Bakhtiar itu.
Dia tentu tidak menampik bila pandemi ini belum mereda. Status Kejadian Luar Biasa (KLB) Bontang atas Covid-19 belum dicabut pemerintah. Atau posisi Kota Taman yang diapit dua kawasan zona ungu; Kutim dan Kukar.
Hematnya, masyarakat mahfum benar soal kondisi yang belum sepenuhnya membaik.
Sebabnya, ketika masyarakat meminta salat id kekeh digelar di tengah pandemi ini, tentu langkah antisipasi sudah dipikirkan. Tidak sembarangan.
Pun dia berkeyakinan, salat id berjemaah tak akan berujung petaka seperti yang dikhawatirkan pemerintah. Selama praktik ibadah tersebut berpedoman erat pada protap pencegahan Covid-19.
“Tentu masyarakat takut dengan Covid-19. Makanya ketika meminta diizinkan id berjemaah, tentunya tidak sembarang. Sudah dipertimbangkan soal langkah antisipasi (Agar tidak menyebarkan Covid-19),” urainya.
Untuk memastikan agar salat id aman, Bakhtiar menawarkan langkah antisipatif yang bisa diambil.
Pertama, melakukan lokalisasi, masjid mana saja yang boleh menggelar salat id. Bila sudah, langkah selanjutnya pemerintah mesti membantu pengelola masjid memenuhi kebutuhan soal protap Covid-19. Semisal menyiapkan bilik disinfektan, menyediakan hand sanitizer dan alat pengukur suhu tubuh tembak (Thermometer infrared).
Sisanya, seperti memastikan masjid bersih dan steril, menjaga jarak aman antar jemaah, menyediakan ruang cuci tangan yang cukup, memastikan jemaah menggunakan masker, dan hal-hal teknis lain selama di masjid, menjadi tanggungjawab pelaksana salat id. Dalam hal ini pengelola masjid.
“Insyaallah kalau prokol Covid-19 dijaga ketat di masjid, tidak terjadi hal buruk,” katanya.
Bakhtiar menambahkan, dalam kunjungannya ke sejumlah masjid belakangan ini, para takmir masjid sejatinya sudah bersiap menggelar id berjemaah yang berpegangan protokol Covid-19.
“Saya keliling masjid selama reses. Keinginan ini sangat kuat oleh masyarakat. Mereka sudah mengantisipasi agar hal buruk itu bisa dicegah,” pungkasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post