BONTANG – Memasuki hari ke enam puasa, Pemkot Bontang kembali menggelar buka bersama masyarakat Bontang di Halaman Rumah Jabatan Wali Kota, Kamis (1/6). Turut hadir Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni bersama suaminya Sofyan Hasdam, Anggota DPRD Kota Bontang, Unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Bontang.
Genap 15 bulan memimpin Kota Bontang, dalam sambutannya Neni melaporkan bahwa sesuai dengan visi dan misinya yakni menguatkan Kota Bontang sebagai kota maritim, berkebudayaan industri yang bertumpu pada kualitas sumber daya manusia dan lingkungan hidup serta kesejahteraan masyarakat untuk menjadikan Kota Bontang sebagai smart city, green city, dan creative city.
Melalui green city, kini 35 persen lingkungan Kota Bontang merupakan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Tidak hanya itu, Pemkot Bontang di bawah kepemimpinan Neni dan wakilnya dengan perangkat daerah terkait, pada bidang infrastruktur dapat menyelesaikan empat bangunan puskesmas dan satu gudang obat, satu kelurahan di Guntung, serta akan segera menyelesaikan tiga kelurahan lainnya.
Sedangkan untuk pendidikan, indeks pembangunan manusia Kota Bontang tertinggi di Kalimantan Timur dengan total 79,93 persen. “Alhamdulillah.. artinya, salah satu tolak ukur dari keberhasilan suatu pemerintahan dilihat dari indeks pembangunan manusia melalui pendidikan, kesehatan, penanggulangan kemiskinan, infrastruktur, dan lainnya,” terangnya.
Bahkan di tengah minimnya Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Bontang, sesuai janjinya, seluruh siswa negeri maupun swasta pada tahun ajaran baru 2017/2018 mendatang, akan menerima fasilitas sekolah berupa pakaian, tas, dan sepatu gratis. Selain itu, untuk memudahkan siswa dalam menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), melalui APBD perubahan, Pemkot akan melengkapi 200 unit komputer dan server unttk beberapa sekolah.
Tanpa APBD, tahun ini pun sekitar 8 ribu sambungan jaringan rumas gas (jargas) akan segera tersalurkan kepada masyarakat Kota Bontang. Bentuk kepedulian lainnya diwujudkan melalui rumah murah rakyat, diantaranya 50 unit rumah nelayan di wilayah Bontang Lestari, rumah susun untuk masyarakat berpenghasilan rendah di Guntung dan Loktuan, sekaligus merampungkan proyek Pasar Rawa Indah.
Ia pun mengimbau masyarakat untuk mengerti bahwa kebutuhan air di Kota Taman sangat bergantung dari air bawah tanah. Per bulan air yang dihisap oleh masyarakat Kota Bontang sebanyak 1,5 juta sekian kubik, setara dengan Rp 1,500 miliar liter air. “Edukasi semacam ini sangat penting, perubahan yang konstruktif itu perlu dilakukan sebab kebutuhan air bukan untuk dinikmati saat ini tetapi untuk anak cucu kita yang akan datang. Kalau kita tidak menjaga air, mungkin saja 10 tahun mendatang Water Treatment Plant (WTP) tinggal air asin saja,” jelas Neni.
Sebelum memasuki waktu berbuka, Neni memohon doa kepada masyarakat yang hadir agar ia dan wakilnya dapat mengimplementasikan visi dan misi di dalam roda pemerintahannya. “Walau APBD Kota Bontang menurun, insya Allah tahun ini akan kita selesaikan. Doakan saya, bapak ibu, mudah-mudahan saya diberi kesehatan dan kekuatan sehingga bisa menjalankan roda pemerintahan ini dengan baik,” harap dia. (ra)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: