BONTANGPOST.ID, Bontang – Bontang sudah masuk 15 daerah yang dilakukan Front End Engineering Design (FEED) dan Detail Engineering Design for Constructions (DEDC) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Sehubungan dengan rencana pengembangan jaringan gas (jargas). Namun demikian tidak seluruh kelurahan yang akan diakomodasi rencana tersebut.
Kabag Perekonomian dan SDA Setkot Bontang Moch Arif Rochman mengatakan, khusus Bontang Lestari kemungkinan pengembangan jargas tersebut tipis. Mengingat jaringan pipa induk yang mengarah ke lokasi tersebut hingga kini belum ada. Kondisinya berbeda dengan kelurahan lainnya.
“Jadi kemungkinan pakai skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) melalui PT BME. Jadi harapannya business to business,” kata Arif.
Nantinya, PT BME akan mencari investor untuk realisasi jargas industri. Menurutnya, terkait skema ini masih dalam rencana kajian. Pemkot melalui Badan Perencanaan Pembangunan, Riset Dan Inovasi Daerah (Bapperida) akan menganggarkan untuk kajian pada tahun depan.
“Harus ada kajiannya karena panjang pipa mencapai 30 kilometer. Sehingga butuh dana yang besar,” ucapnya.
Berdasarkan taksiran sebelumnya, untuk pemasangan pipa induk ke Bontang Lestari membutuhkan anggaran ratusan miliar. Adapun ke volume jargas yang dibutuhkan untuk menunjang kawasan industri minimal 15 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD).
“Ini ada potensi. Sebab PT KIB membutuhkan 15 MMSCFD sedangkan PT EUP 3 MSCFD,” tutur dia.
Sebelumnya, pasca masuknya Bontang sebagai 15 daerah yang direncanakan pengembangan jargas, Lembaga Teknologi Fakultas Teknik Universitas Indonesia (LEMTEK FTUI) maupun kementerian akan melakukan survei minat dan pendataan. Tahapan itu akan dilakukan dari minggu pertama November hingga pekan kedua Desember.
Pada tahapan survei dan pendataan ada tiga unsur yang akan dilakukan kajian. Pertama yakni pendataan calon pelanggan jargas yang baru. Nantinya pihak terkait akan melakukan pendataan secara door to door. Mengacu usulan yang sebelumnya diserahkan oleh pemkot kepada Kementerian ESDM.
“Teknisnya seperti apa apakah semua akan didatangi, kami akan mengoordinasikannya saat tim datang,” terangnya.
Kedua, survei terkait pula dengan pengukuran jalur pipa. Khusus untuk area kota saat ini sudah terhubung jaringan eksisting. Sehingga nanti hanya mengalkulasi berapa kebutuhan pipa untuk pemasangan jargas dari jaringan ada ke lokasi dapur warga.
“Aspek terakhir yakni penentuan lokasi regulating station (RS),” pungkasnya. (ak/rdh)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: