bontangpost.id – Wali Kota Bontang Basri Rase belum bisa memastikan pengoptimalan Waduk Kanaan. Sebagai infrastruktur penanganan banjir. Menurutnya tahapan untuk rencana tersebut dilakukan secara bertahap. Sesuai dengan mekanisme yang berlaku.
“Itu banyak persyaratannya. Mulai inventarisasi, appraisal, kemudian memasukkan anggaran untuk pengerjaan perluasan,” kata Basri.
Namun demikian tiap tahapan akan dilalui. Dengan tujuan nantinya infrastruktur tersebut bisa mereduksi debit air dari hulu sebelum masuk wilayah Bontang. Sekaligus sebagai sumber bahan baku air permukaan ke depannya.
Terkait dengan pintu air, ia membenarkan bahwa ada kerusakan. Bahkan pompa pun tidak ada di sarana tersebut. Sejak infrastruktur ini dibangun. Akibatnya air di Waduk Kanaan tidak pernah surut total. “Dari dulu memang tidak ada pompanya. Rencananya pemkot akan melakukan pengadaan sehubungan itu,” ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan (Bapelitbang) Amiruddin Syam membenarkan kerusakan terkait pintu air tersebut. Nantinya upaya yang dilakukan ialah pengadaan pompa air. Solusi ini diharapkan menjadi jangka pendek untuk memfungsikan infrastruktur secara maksimal.
“Kemungkinan area waduk lebih tinggi dibandingkan sungai. Karena air di Waduk tidak pernah kering total,” kata Amiruddin.
Rencananya pengadaan pompa akan dilakukan pada tahun ini. Ia belum menyebutkan berapa jumlah kebutuhan anggaran untuk pembelian sarana tersebut. Mengenai sumber pendanaan, pemkot telah berkoordinasi dengan sejumlah perusahaan. Tujuannya untuk ikut membantu pembiayaannya.
“Tiga perusahaan di Bontang bersedia atau ada komitemen. Tetapi untuk pastinya nanti dilihat. Apakah melalui CSR sepenuhnya atau juga APBD,” ucapnya.
Saat ini Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) masih melakukan kajian terhadap rencana ini. Apakah dipandang efektif atau tidak. Sembari mewacanakan untuk pendalaman luasan tampung Waduk Kanaan. Sebelumnya upaya pengerukan telah dilakukan oleh Badan Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan. Namun sifatnya parsial menyesuaikan ketersediaan anggaran.
Berdasarkan perencanaan yang dilakukan pada 2013 kapasitas tampung dari dasar danau sampai muka air tertinggi yakni 5 meter. Dengan area luasan genangan 8 hektare. Artinya volume air yang ditampung berdasarkan kajian itu 400 ribu kubik. Namun, saat ini kapasitas tampungnya masih ditaksir 300 ribu kubik. Mengacu hasil optimalisasi Waduk Kanaan pada tahun lalu. Dari jumlah itu 100 ribu kubik bersifat tampungan mati. Artinya ketika musim kemarau volume air sejumlah itu masih tersisa di infrastruktur tersebut.
Sementara 200 ribu kubik masuk klasifikasi tampungan banjir. Volume ini akan dialirkan ke hilir ketika kondisi air laut surut. Selain itu, Dinas PUPRK masih melakukan kajian untuk menambah kedalaman tampungan. Dari perencanaan 5 meter menjadi 7-10 meter. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post