SANGATTA- Perahu Tanggap Bencana Banjir (TB2) hasil karya anggota Polres Kutim, Bripka Agus Supriyanto dilakukan uji kelaikan di Laut Akuatik, Kawasan Kaltim Prima Coal (KPC) Sangatta Utara.
Dikatakan Bripka Agus, ada beberapa tujuan dilakukannya uji coba tersebut. Pertama, untuk melihat kenyamanan, keseimbangan, daya tampung, tingkat kebocoran, dan keamanan perahu saat digunakan. Intinya, kelaikan perahu secara total.
Hal ini dilakukan, lantaran perahu yang terbuat dari drum bekas tersebut, nantinya akan diberikan kepada warga yang membutuhkan. Khususnya warga di daerah yang kerap dilanda banjir.
“Makanya kami lakukan uji coba. Sebelum diberikan kami pastikan keamanannya terlebih dahulu sebelum digunakan. Alhamdulillah, hasilnya cukup memuaskan,” ujar Agus yang sebelumnya sudah mendapatkan penghargaan dari Polres Kutim.
Dalam hasil uji coba itu, dirinya menggunakan dua perahu yang baru saja jadi dibuatnya. Sedikitnya 12 personel yang ikut mencoba. Masing-masing perahu diisi oleh empat orang. Meskipun diyakini, perahu yang menyerupai sekoci itu dapat menampung empat orang dewasa dan dua anak-anak.
Perahu ke empat ini, yang sebelumnya sudah diserahkan kepada Polres Kutim dan PMI, akan dihibahkan kepada Mako Brimob Samarinda. Meskipun Kutim masih kekurangan, akan tetapi Samarinda tak kalah membutuhkan. Sebab, di sana terbilang kawasan terbesar rawan banjir.
“Kami berbagi. Pastinya, Kutim tetap menjadi yang prioritas. Karena target kami di Kutim 10 perahu. Doakan saja dapat terwujud,” katanya.
Sementara itu, Kapolres Kutim, AKBP Teddy Ristiawan meminta sebelum diberikan kepada masyarakat, perahu tersebut wajib dilakukan uji coba.
“Harus memperhatikan standar keamanan dan kelaikan perahu. Perahu harus benar-benar dipastikan aman, sehingga tidak bermasalah saat digunakan dalam kegiatan penyelamatan,” katanya.
Dari hasil pantauannya, ternyata perahu tersebut laik operasi. Dapat digunakan untuk misi kemanusiaan di air, baik sungai maupun laut.
“Kita semua berharap hasil karya Pak Agus bisa bermanfaat untuk semua. Tidak hanya di Kutim saja, akan tetapi sampai Samarinda,” harapnya.
Untuk diketahui, timbulnya ide untuk membuat perahu bermula saat Kutim diterjang banjir besar. Pada saat itu, permintaan masyarakat yang terjebak banjir sangat banyak. Namun sayang, perahu yang dimiliki pemerintah terbilang minim. Berdasarkan itulah, dirinya menyalurkan kemampuannya di bidang mekanik untuk membuat perahu dari drum bekas. Hasilnya sangat memuaskan. Dirinya pun mendapatkan penghargaan. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post