bontangpost.id – Siring sepanjang 60 meter di RT 13 Gunung Elai, Bontang Utara, roboh pada Kamis (8/7/2021) malam. Kabid Sanitasi, Air Minum dan Sumber Daya Air Dinas Pekerja Umum dan Penataan Tata Ruang Kota (PUPRK) Bontang Karel mengatakan perbaikan ini baru mau diusulkan melalui bantuan keuangan (bankeu) dalam APBD Kaltim 2022.
Karel mengatakan, pemkot belum bisa menangani perbaikan siring tersebut sedini mungkin mengingat kas daerah sangat terbatas. Terlebih saat ini, pemerintah masih fokus dalam menangani Covid-19.
“Mau diusulkan di perubahan waktunya terlalu mepet untuk dikerjakan sehingga, jadi agak tidak mungkin. Di anggaran murni tahun depan (2022) baru bisa diusulkan,” ujarnya ketika dikonfirmasi, Rabu (15/7/2021).
Dia mengatakan pembangunan siring tahun ini difokuskan di Jalan Brokoli. Tepatnya dari SD Negeri 010 Bontang Utara hingga SD Betlehem. Anggaran berasal dari kucuran bankeu Pemprov Kaltim sebesar Rp 23 miliar. Dan saat ini, proyek pengerjaan itu sudah masuk tahap lelang.
Karel mengatakan, pihaknya telah menerima laporan dari kelurahan Gunung Elai bila siring di RT 13 roboh pada Kamis (8/7/2021) lalu. Keesokan harinya, Jumat (9/7/2021) tim PUPRK langsung melakukan peninjauan dan survei lapangan.
‘’Kami sudah cek lokasi,’’ katanya.
Karena belum bisa diperbaiki di tahun ini, langkah sementara dilakukan ialah melakukan pembersihan puing siring yang roboh ke aliran sungai. Bila memungkinkan, PUPRK berencana mengerahkan alat berat. Dia mengatakan siring yang roboh itu dibangun 2012 silam. Usia siring dinilai jadi faktor utama robohnya siring yang berhadapan langsung dengan sungai Bontang. Dia menaksir, untuk membangun kembali siring yang roboh di RT 13 bakal menelan biaya sekitar Rp 3 miliar.
‘’Lumayan besar memang karena harus buat baru,’’ katanya.
Sebelumya, Ketua RT 13 Agung Haryanto berharap pemerintah lekas memperbaiki siring. Bila dibiarkan, ini berpotensi membuat 3 rumah warga yang bersinggungan langsung dengan siring bisa ikutan amblas. Selain itu, robohnya siring bisa membuat warga di RT 13 Jalan Tomat bakal kebanjiran. Mengingat siring yang sedianya untuk membendung debit air sudah ada yang roboh.
“Tunggu saja hujan agak deras, bisa kebanjiran kami,” ucapnya.
Hal yang juga dikhawatirkan ketika siring tak segera diperbaiki, buaya bisa masuk ke permukiman warga. Kata Haryanto, melihat buaya lalu lalang di aliran sungai sudah menjadi penampilan jamak warga setempat. Buaya biasa tampak pukul 07.00 dan 16.00-17.00 Wita.
Bila debit air tinggi, dan ada ruang untuk buaya masuk ke permukiman, ini tentu membahayakan warga. Terlebih, RT 13 terbilang padat penduduk. Juga banyak anak-anak di wilayah tersebut.
Diketahui, sekitar 100 meter dari siring yang roboh, ada titik lain yang kemungkinan berpotensi ikut amblas. Posisinya tak jauh dari kediaman Haryanto. Siring tersebut sudah bergeser sekitar 3 meter dari posisi awal. Bila ia roboh, diproyeksi ada 9 rumah terdampak.
“Kami minta semoga bisa diperbaiki. Membahayakan sekali ini,” pintanya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post