SAMARINDA – Salah satu rumah warga di Kota Tepian hampir roboh saat diguyur hujan deras selama dua jam pada Kamis (5/9) lalu. Rumah yang terletak di Jalan Suryanata Perum Bukit Pinang Batara, Blok B1, Nomor 43 itu jebol setelah dihantam luapan air akibat buruknya drainase di daerah itu.
Diketahui, di atas perumahan tersebut terdapat sebuah pergudangan umum. Drainase tersebut dibangun oleh pemilik pergudangan sebagai salah satu syarat mendirikan bangunan di kawasan itu.
Kendati demikian, menurut keterangan warga sekitar, dalam perjanjian perizinan seharusnya pemilik pergudangan membangun tiga drainase untuk menampung pembuangan air dari atas.
Namun ternyata pemilik pergudangan hanya membangun drainase. Akibat dari drainase yang tak memadai itu, setiap kali hujan air kerap meluap ke rumah-rumah dan menyebabkan banjir di kawasan tersebut.
Dikonfirmasi terkait longsor tersebut, Camat Samarinda Ulu, Fahmi mengaku belum mendengar kabar tersebut. Karenanya dia belum dapat berkomentar banyak. Meski begitu, ia berjanji akan segera menindaklanjutinya.
“Pergudangan dealer Honda yang di atas itu kan. Iya saya tahu, itu sudah pernah dirazia Satpol PP. Tapi buat informasi jelasnya nanti, harus saya bicarakan dulu dengan yang lain, bagaimana tindak lanjutnya,” tutur Fahmi, Kamis (6/9) kemarin.
Sebelumnya, Muhammad Aziz, pemilik rumah yang jebol dihantam banjir mengaku permasalahan banjir memang kerap menghantui perumahan tempat tinggalnya itu. Hanya saja tidak sampai menghancurkan sebuah rumah.
Ia mengatakan, drainase yang dibangun tepat di belakang rumahnya itu tidak berfungsi secara maksimal. Karena aliran airnya disumbat untuk memperlambat keluarnya air agar tidak terlalu membanjiri kawasan perumahan di bawahnya.
Kendati demikian, karena drainase tersebut dipaksa untuk menampung aliran air, kini rumahnyalah yang menjadi sasaran. Jebol karena tidak mampu menahan resapan air. “Warga sering memprotes masalah ini. Namun, tidak pernah ditindaklanjuti,” ungkap Aziz.
Selain itu, ia juga menuturkan, sebenarnya rumah yang tempatnya bernaung kini merupakan rumah yang dibangun oleh pihak pergudangan. Rumah tersebut dibangun sebagai ganti atas lahan yang diambil untuk pembangunan pergudangan itu.
Namun, ia memandang bahwa pembangunan rumah tempat tinggalnya itu dilakukan secara tidak serius. Pasalnya, kini rumah tersebut mengalami penurunan tanah. Sisi dapur lebih rendah jika dibandingkan dengan sisi ruang tamu.
“Sekarang yang saya mau pihak pergudangan melihat apa yang terjadi pada rumah ini dan bagaimana bentuk pertanggungjawabannya,” pungkas Aziz. (*/dev)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: