Hadiri Penas KTNA di Aceh
SANGATTA- Sepekan menjelang pegelaran temu petani dan nelayan dari seluruh Indonesia yaitu Pekan Nasional (Penas) Kontak Tani Nelayan Andalan XV/2017 dipusatkan di Stadion Harapan Bangsa Lhong Raya Provinsi Aceh, 6 Mei mendatang, sejumlah persiapan teknis menjadi fokus perhatian rombongan KTNA Kutai Timur (Kutim).
Hal ini disampaikan Sekretaris KTNA Kutim Abdul Rahman, dia mengatakan ini menjadi ajang unjuk gigi para petani dan nelayan lokal. Selama ini memang Kutim belum pernah sekalipun absen saat dihelat sebelumnya di Palembang, Tenggarong, dan Malang. Bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kutim selalu mensupport kegiatan seperti dialog dan pemanfaatan hasil pangan. Ajang ini menjadi momen penting demi kemajuan skill (kemampuan) individu-individu petani maupun nelayan.
“KTNA selalu menjadi tempat belajar mengakses jaringan-jaringan seluasnya sekaligus mendapatkan informasi terkini seputar pertanian dan perikanan. Dari undangan panitia, KTNA Aceh juga dihadiri petani dan nelayan dari beberapa Negara ASEAN, tidak hanya itu ada juga dari Australia dan Jepang,” kata Abdul.
Petani sekaligus guru di SMP Muhammadiyah Sangatta ini menambahkan selama ini sektor pertanian di Kutim masih terdapat kekurangan dalam hal pola kerja sumber daya manusianya (SDM). Menjadi kesempatan cukup bagus bisa beriteraksi dengan petani maupun nelayan dari luar negeri mulai hal materi dan praktek beserta mengenal teknologi terbaru.
“Kami harus banyak menggali ilmu dan optimis menyerap ilmu-ilmu di KTNA Aceh. SDM ini hal penting guna meningkatkan kreativitas dalam skill menggunakan peralatan pertanian. Pasalnya ada beberapa petani maupun nelayan tertinggal contohnya penggunaan fasilitas magkrak dan tidak berfungsi,” tambahnya.
Hasilnya petani tidak mengerti dan seakan tenggelam. Untuk itu ini jadi perhatian besar KTNA Kutim dan Dinas Pertanian memberikan mereka pengetahuan dan teknik pengerjaan multi fungsi menuju Kutim berswasembada pangan seperti jagung, padi ataupun daging tidak perlu mengimpor dari luar Kutim.
“Padahal Kutim cukup menjanjikan menjadi pelaku usaha makro dalam agribisnis. Intinya harus mandiri, pasalnya selama ini sayur masih impor dari Sulawesi maupun Jawa. KTNA Aceh pun dijadikan barometer Kutim dalam memajukan sektor ketahanan pangan,” tutupnya. (hms13)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: