BONTANGPOST.ID, Bontang – Bocornya jaringan pipa PDAM yang diduga karena terdampak pengerjaan proyek menjadi sorotan dewan.
Ketua Komisi C DPRD Kota Bontang Alfin Rausan Fikry menekankan perencanaan dan pengawasan diperketat.
Menurutnya, dalam setiap pengerjaan fisik yang membutuhkan penggalian, mesti dikoordinasikan dengan PDAM.
Hal itu untuk mengetahui titik-titik jaringan pipa distribusi air yang ada, sehingga meminimalisasi risiko kebocoran karena penggalian.
“Harusnya sejak awal Dinas PUPRK Bontang meminta data mapping pipa yang kemudian disampaikan ke kontraktor. Jadi hal seperti ini dapat dihindari,” jelasnya.
Adapun saat pelaksanaannya juga harus diawasi dengan baik. Oleh karena itu, sinergitas dan koordinasi mesti ditingkatkan. Melalui aspek-aspek perencanaan tersebut.
Ia mengungkapkan, dampak ke masyarakat tidak boleh meluas. Ke depannya, risiko kebocoran pipa pun harus lebih diwaspadai agar tidak terjadi lagi.
“Selama proyek berlangsung, masyarakat sudah cukup terdampak. Seperti terkena debu dan kemacetan. Jangan buat masalah yang lebih luas lagi ke masyarakat,” tandasnya.
Sebelumnya, kebocoran pipa PDAM sempat terjadi di proyek perbaikan di Jalan Ahmad Yani dan Jalan Cipto Mangunkusumo.
Kemudian, kebocoran pipa juga terjadi di Jalan Suryanata. Hal itu menyebabkan ratusan sambungan rumah terdampak dan distribusi air bersih terhenti sementara. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post