bontangpost.id – Polisi masih melakukan penyelidikan terhadap hilangnya besi diafragma jembatan Masdarling, di Gunung Telihan, Bontang Barat. Kapolres Bontang AKBP Hanifa Martunas Siringoringo melalui Kasat Reskrim Iptu Asriadi, menyebut terus melakukan pengejaran terhadap pelaku.
Namun, ada kendala yang dihadapi. Menurutnya, dari keterangan saksi yang telah diperiksa, tak ada yang mengetahui pasti, kapan kejadian pencurian besi tersebut. “Jadi kami harus tarik ini waktunya, itu kan jembatan dari 2017, sementara sekarang sudah 2021, kami harus telusuri betul-betul kapan itu besinya hilang,” ungkapnya kepada bontangpost.id.
Dari pemeriksaan yang dilakukan Tim Rajawali Polres Bontang di TKP, juga tidak ditemukan nomor register pada setiap besi diafragma yang terpasang di jembatan. “Nah ini juga, kami harus cari besi itu, apakah dijual ke pengepul besi, masih ada di Bontang, atau di mana masih kami telusuri, karena tidak ada nomor registernya,” ujar Asriadi.
Kendati begitu, dia menyarankan kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) Bontang agar segera memperbaiki Jembatan Masdarling . Mengingat, risiko yang ditimbulkan bisa membahayakan masyarakat jika terus dibiarkan.
“Kami sarankan diperbaiki dulu, kami juga sambil berusaha menyelidiki kasus ini. Jangan tunggu pelaku ditangkap baru diperbaiki, nanti takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, atau jembatannya roboh. Jangan sampai lah,” terangnya.
Dikonfirmasi, Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPRK Bontang Bina Antasariansyah mengatakan bakal melakukan perbaikan dalam waktu dekat. Pekan ini, pihaknya akan menghadap ke Wali Kota Bontang Basri Rase, agar pengerjaan bisa dilakukan secepatnya. Mengingat, kondisi jembatan saat ini kian mengkhawatirkan.
“Laporan masyarakat, jembatan mulai goyang, kalau ada mobil besar lewat, seperti ada getaran. Makanya ini urgent, tidak bisa ditunda,” ujarnya.
Jika wali kota menyetujui dilakukan pengerjaan, maka pekan depan Dinas PUPRK mulai bergerak. Nantinya, dikatakan Bina, pengerjaan dilakukan duluan, namun pembayaran belakangan, melalui APBD Perubahan.
“Kami pesan dulu besi diafragmanya, dari pabriknya langsung di Surabaya. Mungkin pekan depan, yang penting sudah dapat izin dari wali kota,” kata Bina.
Nilai anggaran yang diajukan sebesar Rp 200 juta. Dengan sistem penunjukan langsung (PL). Ada sekitar 32 besi diafragma yang hilang dan harus diganti. Besi yang hilang tersebut ukurannya sama. Masing-masing sekitar 1,5 meter. Besi itu dipasang membentuk silang di bawah jembatan yang memiliki panjang 25 meter, dan lebar 8 meter.
Biaya pembelian besi berkisar Rp 100 juta. Sudah termasuk baut. Sementara, sisanya digunakan untuk merehabilitasi pondasi bronjong jembatan. “Sejak dibangun 2017 lalu, belum pernah ada maintenance (pemeliharaan), jadi ini sebagai bentuk penguatan konstruksi jembatan juga,” tutupnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post