SANGATTA – Kepolisian Resor (Polres) Kutai Timur tidak segan-segan untuk menindak tegas, jika ada pengusaha yang menimbun bahan pokok selama Ramadan hingga Lebaran Idul Fitri. Selain menindak tegas, polisi juga mengimbau kepada pengusaha bahan pokok, untuk tidak mengambil keuntungan yang maksimal.
“Kami mendapat perintah dari Kapolri, untuk turut serta mengawasi harga bahan pokok selama Bulan Ramadan dan Idul Fitri, yang biasanya cenderung mengalami kenaikan,” ujar Kapolres Kutim AKBP Rino Eko.
Dia mengakui, kecenderungan harga bahan pokok akan merangkak naik, mulai dari awal Ramadan hingga Lebaran. Jika harga bahan pokok terus naik, tentu akan memberatkan warga. Sehingga kondisi tersebut harus segera dikendalikan.
“Kalau situasinya sudah demikian dikuatirkan bisa memicu gejolak pada masyarakat,” tuturnya.
Rino menyebutkan, bersama-sama instansi terkait polisi, punya peran untuk mengendalikan harga bahan pokok. Dalam hal ini, polisi lebih mengutamakan persuasif terlebih dulu. Namun, jika di lapangan ada penimbunan sembako segera melakukan aksi.
“Nantinya kami juga melibatkan tim saber pungli di lapangan, agar tidak ada harga biaya tambahan utamanya dibongkar muat yang berhubungan dengan bahan pokok,” tambahnya.
Seperti diketahui, sejak awal Ramadan, kenaikan harga barang mulai terlihat di Sangatta. Diantaranya, harga minyak goreng, telur, ikan, ayam dan kebutuhan pokok lainnya. Kenaikan harga mencolok terjadi pada komoditas bawang putih. Bahkan kenaikan mencapai Rp 20 ribu dari harga awal sebelum Ramadan Rp 40 ribu, menjadi Rp 60 ribu perkilogram. (aj)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: